Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2013

DI PAGI NATAL

Dalam rinai hujan di pagi natal Kurasakan kehangatan kasih-Mu Bahwa Serta-Mu aku kuat dalam lemahku dengan-Mu aku mampu meniti waktu Bersama-Mu aku melaju Karna Engkau Sang Imanuel Yang menjaga dan memiliki hidupku. Ruang teduh, 25 Desember 2013

MALAM NATAL

Lilin Natal kita nyalakan Menerangi malam gelap Lahir Raja Keselamatan Dunia terang benderang. ---- Gita Bakti 127:5 Malam ini malam natal. Empat minggu advent telah dilampaui. Bersimpuh hati di hening malam ini, menaikkan syukur untuk setiap hal yang telah Tuhan karuniakan. Keluarga, sahabat, pekerjaan terutama nafas hidup yang dianugerahkan. Begitu banyak pergumulan dan tantangan di sepanjang tahun ini. Walau begitu melalui banyak liku liku hidup itu telah Ia ajarkan banyak hal.  Tentang kepasrahan dan penyerahan diri.  Tentang cinta dan kebersamaan. Pun tentang kepedulian dan berbagi dengan belas kasih tanpa pamrih. Malam ini malam natal. Kado  buat anak anak sudah  terbungkus rapi, tersusun di bawah pohon natal. Kubayangkan keceriaan mereka saat mencari nama mereka di setiap kado yang sudah tertulis nama masing-masing. Pasti seru. Memang bukanlah keharusan memberikan kado di acara natal, itu hanya bagian dari sebuah perayaan. Sebab kado yang terindah

ADVENTUS IV : Pesan dari Seorang Kawan

Empat lilin kita nyalakan Bagai bintang-bintang cerah Siaplah hai segenap alam Dan bernyanyi " Maranatha!" ---- Gita bakti 127:4 Suatu pagi, dimasa advent, seorang kawan mengirimkan pesan melalui whatsapp. Pesan yang berisi  tentang doa yang disampaikan oleh Paus Fransiskus saat menasehati anak anak, yang disebut Doa lima jari. 1. IBU JARI Ibu jari adalah jari yang terdekat dengan kita.Doakanlah mereka yang terdekat dan terkasih dalam hidup kita. 2. JARI TELUNJUK Doakanlah mereka yang mengajarkanmu, mengarahkanmu, dan menyembuhkanmu. Mereka membutuhkan dukungan dan kebijaksanaan untuk menuntun orang lain. 3. JARI TENGAH Jari tengah adalah jari yang paling tinggi.Doakanlah mereka yang memegang kekuasaan, para pemimpin, pejabat, dan pemegang otoritas. Mereka membutuhkan tuntunan Tuhan. 4. JARI MANIS Jari manis adalah jari yang paling lemah.Doakanlah mereka yang lemah, sakit, dan menderita. 5. JARI KELINGKING Jari kelingking adalah yang terkecil.Setel

Adventus III : Noel de Amour

Tiga lilin kita nyalakan Kar'na kitapun mendengar Juruslamat segera datang Dan membawa damai besar. ---- Gita bakti 127:3 Pekan adventus ketiga. Kesibukan makin bertambah. Tak hanya di gereja, begitu juga di tempatku bekerja. Akhir tahun identik dengan menumpuknya pekerjaan. Bukan berarti  tak terjadwal. Banyaknya kendala dalam pelaksanaan memaksa jadwal yang telah tersusun harus diatur kembali. Dampaknya adalah aku berpacu dengan waktu. Kegiatan yang belum terlaksana segera kutuntaskan.Target penyelesaian laporan  kususun dengan harapan selesai sesuai yang direncanakan.  Namun target tinggallah target saat fisikku melemah dan memaksaku untuk rehat.  "Argh, mau natal mengapa harus sakit. Banyak hal belum kusiapkan" keluhku, setengah protes kepada Tuhan. Namun aku teringat saat ibadah minggu pekan lalu ketika kami bersyafaat bagi umat yang sakit. Kala itu sambil berdoa terbersit di pikiran, betapa tidak enaknya sakit di saat natal. Eh, ternyata

Adventus II : Pelipur Sedih

Dua lilin kita nyalakan Menyinari hati sedih Ditengah-tengah kegelapan Nur iman tetap berseri. ---- Gita Bakti 127:2 Pagi itu, dalam ibadah minggu adventus kedua, ruangan di dalam gereja sejenak menjadi sunyi.  Denting-denting dari petikan gitar seorang lelaki muda terdengar mengalun memecah hening, menyanyikan lirik demi lirik sebuah lagu.  Meski nada yang diambil terlalu tinggi hingga membuatnya  sedikit kesulitan saat menyanyi di nada yang tertinggi, namun ia tetap bersemangat menyanyikan pujian itu. Sebuah lagu sederhana namun penuh makna. "Bagaikan bejana siap dibentuk, demikian hidupku ditangan-Mu Dengan urapan kuasa Roh-Mu ku dibaharui selalu Jadikan ku alat dalam rumah-Mu, inilah hidupku di tangan-Mu Bentuklah s’turut kehendakMu, pakailah sesuai rencana-Mu Ku mau s’pertiMu Yesus, disempurnakan selalu Dalam s’genap jalanku, memuliakan namaMu. " Seorang wanita tua yang mendampinginya menyanyi di depan jemaat kulihat menitikkan air mata. Keharuan dan rasa

Adventus I : Bertemu Lagi

Satu lilin kita nyalakan Hari Natal sudah dekat Lilin ini tanda harapan Janji Tuhan akan genap. --- Gita Bakti 127:1 Desember. Selalu menjadi bulan yang dirindukan. Bulan dimana umat Kristiani sepertiku mengingatrayakan karya Allah bagi umat manusia. Kelahiran Juru Selamat dunia, Yesus Kristus, Sang Imanuel. Empat pekan sebelum masa raya Natal adalah masa adventus. Masa penantian.Sebagai penanda masa adven ditiap pekannya satu lilin dinyalakan. Lilin yang meskipun kecil dan redup nyalanya dapat menjadi penerang dalam kegelapan. Secercah cahaya yang menjadi tanda bahwa harapan itu masih tetap ada dan tidak akan hilang. Harapan yang menyalakan sukacita dan damai di hati apapun kondisi dan situasi yang dihadapi. Masa adventus juga menjadi masa bagi diri untuk lebih banyak mengoreksi dan mengintrospeksi hati atas segala lakuan yang telah dijalani. Adakah itu memuliakan-Nya atau justru melukai hati-Nya. Hari ini, dalam sukacita dan kedamaian yang bersumber dari anugerah-Nya saja

KEMBALI KE KEABADIAN

Dalam pagi hening kau berlalu Menyusuri jalan keabadian Menyambut uluran cinta Tuhan. Nanti, tanah pusara akan mengering Dedaunan bergantian luruh dan jatuh Namun tak akan pergi dan tetap terkenang Kasih yang pernah kau berikan Kepeduliaan yang pernah kau tebarkan. Kini harimu tak lagi sepi Bersama-Nya senandung hati Menaikkan puji. Selamat jalan, kekasih Tuhan. Kembang Kuning, 5 Nopember 2013 Mazmur 116:15

PENDAR CAHAYA

Hotel Jayakarta, Bali Malam itu selepas jam makan malam. Acara rapat kerja di seb uah hotel di Bali masih sat u hari lagi. Sudah dua hari aku berada di tempat ini dan belum ada waktu luang untuk keluar menikmati keindahan pulau dewata. Sebelum memasuki sesi malam hari ak u menikmati malam itu dengan menyusuri jalan setapak menuju ruang pertemuan. Dalam gelap samar k ulihat taman dengan tanaman tertata apik. Pepohonan besar dipad u dengan perdu dan rerumputan. Konsep menyat u dengan alam nampaknya diterapkan di tempat it u. Keindahan perpaduan aneka tanaman itu akan nampak lebih indah disiang hari. Meski demikian cahaya dari pengaturan lampu yang menerangi tiap gedung membuat suasana malam juga tak kalah indahnya. Suasana malam yang tenang. Di tengah taman yang gelap itu mataku tertuju pada sebuah lampu taman. Lampu antik berbentuk segi enam. Pendar cahaya yang muncul dari lampu itu memberikan bias sinar yang indah di kegelapan. Keindahan yang mendamaikan. Semb

DREAM

Mengukir jejak dirajutan kata Memadu nada menjadi alunan cerita Dalam dentang harmoni kasih dan setia Senarai rasa tertuang dari masa ke masa Bersemayam dalam air yang menjadi rerintik Dalam api yang menjadi pelita Dalam udara yang menyegarkan banyak jiwa Dalam tanah yang menumbuhkan benih harapan Disana, Impian itu bernyawa Inspired by song of Yiruma "dream"

Sebuah Doa di Pagi Pertama Oktober

Pagi dihari pertama Oktober. Tribulan terakhir menuju penghujung tahun 2013. Seperti biasanya, kujalani pagi dengan menikmati perjalanan dengan bis antar kota menuju kantor selama lebih kurang satu jam. Sembari mengisi waktu aku membaca buku Paulo Coelho “Seperti Sungai yang Mengalir”. Perjalanan ke kantor memang tak selalu bisa menghabiskan satu buku, apalagi setebal buku Paulo Coelho. Terlebih jika kantuk memaksa mataku untuk terpejam dan musik lebih menarik minatku. Atau ketika aku harus berdiri karena kursi sudah terisi penuh. Jadi seringkali tak selalu habis dibaca dalam satu kali perjalanan.    Aku membuka bagian tengah buku Paulo Coelho yang sudah kutandai dengan pembatas untuk membedakan bagian yang belum dan sudah dibaca. Lembar demi lembar kusimak. Rangkaian kata dan kumpulan cerita sederhana namun penuh makna tertuang didalamnya. Pun seperti bagian kisah yang diberi judul “Doa yang terlupakan.” Sebuah doa yang dibacanya dari sebuah selebaran yang ia dapatkan dari s

Ring of Fire Adventure : JEJAK YANG TERTINGGAL

Sebuah catatan dari Meet & Greet RoFA Pertamina, Bali-Jawa di Rumah Makan Tengger, Pasuruan Acara Meet and Greet Ring of Fire Adventure yang berlangsung sejak 19 September hingga 28 September 2013 dan didukung oleh Pertamina telah usai. Bandung merupakan kota terakhir yang disinggahi oleh tim RoFA dalam rangkaian jumpa penggemar Ring of Fire Adventure stage 3. Perjalanan yang ditempuh sekitar 1700 km dari Bali ke berbagai kota di pulau Jawa ini mendapat sambutan cukup meriah baik yang dihadiri oleh hanya belasan orang maupun yang berjumlah ratusan orang. Tak hanya biker, tapi juga mereka yang mencintai petualangan, menyukai perjalanan dan menikmati keindahan alam Indonesia. Dari yang berusia muda hingga yang tua. Bahkan ada yang membawa keluarganya untuk bisa bertemu dengan tim RoFA. Masyarakat dari berbagai suku, profesi dan latar belakang yang bersama hadir dan dipersatukan dalam semangat kebersamaan dan persaudaraan. di Sutos, Surabaya Melalui kegiatan

CINTA

Cintaku, karena kau cintaku Maka hati ini tetap menjalani Cintaku karena kau cintaku Maka diri ini menjadi milikmu. Selama kau mau kita trus bersama Cinta akan selamanya membawa diriku kepadamu Cintaku karena kau cintaku Akan kuserahkan seluruh hidupku        (Glenn Fredly, Selama Kau Mau) Menginjak tahun ketujuh pernikahan, permasalahan dalam rumah tangga serasa tak ada habisnya. Itu yang dihadapi Caleb Holt (Kirk Cameron) dan Catherine Holt (Erin Bethea), tokoh utama di film Fireproof. Film yang dirilis pada tahun 2008 ini mengisahkan tentang konflik yang terjadi dalam rumah tangga keluarga muda dan upaya menyelamatkan pernikahannya dengan menjalani tantangan yang disebut “The Love Dare ”. Dikisahkan, Caleb bekerja sebagai petugas pemadam kebakaran dan Catherine bekerja di sebuah rumah sakit. Kesibukan masing-masing membuat hubungan mereka makin renggang. Terlebih sifat keras kepala Catherine dan keegoisan Caleb memberikan rasa yang tidak nyama

SEHATKAH HATIKU?

“ Lindungilah hati anda. Periksakan sedini mungkin.” Demikian tulisan yang pernah aku baca saat berada di laboratorium medis untuk check up kesehatan. Tulisan di banner yang digunakan untuk kepentingan promosi pemeriksaan di laboratorium itu. Tulisan yang membuatku ingin mengetahui seberapa perlu pemeriksaan hati itu. Hati yang juga dikenal dengan istilah liver ini merupakan organ tubuh yang cukup vital. Menurut artikel yang saya baca hati merupakan organ yang menopang kelangsungan hidup hampir seluruh organ lain di dalam tubuh. Fungsi utama hati adalah sebagai filter darah. Hati menyaring dan membuang bahan-bahan beracun di dalam darah melalui proses pembongkaran hemoglobin. Selain itu hati juga berfungsi sebagai penyimpan mineral, vitamin dan gula yang akan digunakan sebagai bahan bakar. Hati juga media pengeluaran hormon-hormon dan insulin, tempat pembentukan dan pengeluaran lemak dan kolesterol. Melihat fungsinya yang penting dan beragam itu, maka adanya kelainan fungsi

DALAM CATATAN WAKTU

Didetak detik itu kuhitung hari Menyukuri hidup yang Kau beri.             Ulang tahun. Ada yang mengatakan bertambah umur. Ada pula yang mengartikan berkurang setahun dari jatah usia yang ada. Entahlah. apapun istilahnya yang pasti aku bersyukur. Menyadari bahwa kesanggupanku menapak hari demi hari semata hanya karena-Nya. Bukan dengan kekuatanku sendiri. Hal itu pula yang kulihat pada diri seorang gadis berumur tujuh belas tahun yang kukunjungi disaat hari ulang tahunku bulan lalu. Ia telah terbaring koma selama dua bulan. Radang otak telah merenggut keceriaan masa muda gadis yang murah hati ini.              Aku teringat saat dia masih kecil, ketika masih menjadi tetanggaku dulu. Sekitar sepuluh tahun yang lalu. Lincah, lucu dan menggemaskan. Kini melihat dia dalam kondisi seperti itu membuat aku trenyuh. Hari demi hari dilalui dalam diam, tak mampu berkata-kata. Hanya sesekali menangis, mengedipkan mata atau menyeringai untuk menunjukkan yang dia rasakan atau di

RoFA : CAHAYA KASIH DARI SENDANGSONO

Sendangsono. Sebuah tempat sejuk dan asri di kaki bukit Menoreh. Suatu tempat yang kukunjungi di suatu Minggu pagi pada pertengahan Mei 2013. Tempat yang berada diwilayah Kabupaten Kulon Progo ini banyak dikunjungi umat katolik untuk berziarah, memanjatkan doa. Di sana terdapat kapel-kapel, jalan salib dan sendang yang berada dibawah dua pohon sono. Dibelakang pohon sono terdapat sebuah gua yang dinamai gua Maria. Di depan gua itulah banyak lilin dinyalakan selain di tempat pemberhentian jalan salib. Komplek yang arsitekturnya dirancang oleh YB Mangunwijaya ini adalah tempat yang nyaman untuk menenangkan diri.    Perjalananku ke Gua Maria Sendangsono bersamaan dengan hari keberangkatan tim Ring of Fire Adventure melintas Sumatera. Tim yang telah banyak memberi pencerahan pada anak bangsa tentang keindahan Indonesia. Meski tak bisa terlibat langsung dalam keberangkatan tim itu aku membawa mereka dalam ingatanku di sepanjang perjalanan menuju bukit doa ini. Pukul 8 pagi ak

RoFA : MENGHITUNG DETIK MENUJU SWARNADWIPA

Tayangan Ring of Fire Adventure stage 2 di Metro tv telah usai. Namun usai tak lalu terhenti. Petualangan ayah dan anak anaknya ini masih akan berlanjut. Negeri Suwarnadwipa, tempat berikutnya di Indonesia yang akan dijelajahi oleh tim Ring of Fire Adventure. Perjalanan melintasi Sumatera yang akan ditempuh dengan motor selama 58 hari dengan jarak 9000 km di 10 propinsi.  Perjalanan yang direncanakan berangkat pada hari Minggu 19 Mei 2013 siang dan dilepas oleh Wakapolri dari Polda Metro Jaya ini bukan perjalanan yang mudah tentunya. Kondisi jalan di Sumatera yang cukup sulit pasti akan menjadi tantangan tersendiri. Meski sudah pernah menjelajah lokasi yang berat, beda lokasi sudah tentu beda tantangannya, sensasinya. Namun apapun itu-sama seperti perjalanan stage 1 dan stage 2- perjalanan ini bukan sekedar perjalanan biasa. Ada misi yang teremban untuk mengenalkan keindahan Indonesia pada masyarakat dan dunia. Menumbuhkan rasa cinta tanah air dan bela negara di hati anak b

HAPPINESS : My birthday note

Hari ini, saat sang Maha Kasih memberi satu tahun dalam umurku, bagiku itu adalah anugerah. Sebuah kesempatan bagiku untuk menapak lagi hari hari, di jalan kehidupanku. Dapat dipastikan aku tak tahu apa yang terjadi di kemudian hari, sejengkalpun tak kumengerti. Yang kupahami adalah betapa selama rentang waktu yang diberi, selama itu pula kulihat kasih setiaNya tak pernah berhenti. Dia memberiku hati baru, melihat dengan hati penuh syukur, belajar mengeja bahagia. Tidak saja pada hal yang membuat senang, namun juga pada hal yang nampaknya menuai pedih. Memaknai dan melihat tiap peristiwa dalam perspektif bahagia. Ya, memilih bahagia tepatnya. Apapun kondisi dan situasinya.  Dalam waku waktu yang kujalani Ia perlahan mengajarku menemukan bahagia lewat bahasa alam, lewat nyanyian hati, pun di setiap tutur yang keluar dari setiap pribadi yang kutemui. Ya, bahagia, sebuah pilihan.   Hari ini, dalam hidup yang termakan usia, kuingin kesederhanaan bahagia menjadi sesuatu yang me

SELAMA MASIH ADA WAKTU

Pagi masih berembun. Dingin masih terasa menyergap tubuh meski mentari mulai menampakkan diri. Senin. Hari kerja diawal pekan. Setumpuk rencana kerja telah tersusun. Diri telah siap beranjak meninggalkan beranda rumah menuju tempat tugas. Ping. Kulihat telepon genggamku. Ada pesan masuk. "Berita duka. Telah berpulang seorang kawan baik tadi malam" Aku terkejut. Sepintas anganku melayang pada sosok yang dikabarkan meninggal itu. Lelaki paruh baya, berdarah Minang.  Postur tubuhnya tinggi, tak terlalu gemuk. Aku hanya sempat bertemu dengannya dua kali dalam rapat koordinasi tingkat propinsi dilingkup kerja kami. Beliau hadir dari kantor pusat sebagai pembicara. Meski hanya bertemu dua kali aku bisa melihat bahwa dia adalah pribadi yang hangat, ramah dan baik. "Sakit apa, bu?" tanyaku pada teman beliau yang memberi kabar duka itu. "Belum tahu. Hari Jumat padahal masih masuk kantor." Gambar emoticon menangis menyertai dibelakang tulisan itu.  "

CAHAYA CINTA

Mendung memasung di langit senja Menuai rinai yang jatuh basahi semesta Dalam ritme gemerciknya Lelah terbasuh syukur Letih tergilas bahagia Tuk cahaya cinta Yang setia menyala 11 Juli 2013

KUTITIP RINDU PADA DAUN YANG JATUH

Kutitip rindu pada daun daun yang jatuh Terlebur dalam dinginnya tanah pusara Membawa beragam rasa Yang tersimpan dalam catatan keabadian Dalam rancangan-Nya Meski pedih semua menjadi baik, indah diwaktu-Nya. 24 Mei 2013

DIA TELAH PERGI

  Suatu sore kuterima pesan di ponselku. Dari teman semasa kuliah. Dia memberitahukan kalau sahabat kami baru kehilangan bayinya. Segera kutelpon sahabatku yang sedang berduka itu. Dia menceritakan tentang bayinya yang meninggal di dalam kandungan saat usia kandungan menginjak sembilan bulan. Tinggal sesaat lagi sebenarnya dia melahirkan. Namun Tuhan berkehendak lain. Tekanan darahnya bergerak naik, segala upaya dilakukan untuk menyembuhkannya agar tidak membahayakan bayinya. Namun pada akhirnya bayinya tak bisa diselamatkan. Dia tak bisa menimang bayi mungilnya. Kudengar nada sedih dari suaranya. Bisa dimaklumi, siapa yang tak sedih bila kehilangan seseorang yang disayangi. Penantian akan kehadiran buah hati selama beberapa tahun setelah kelahiran anak pertama ternyata berujung duka. “Sabar  ya, sista” kataku. “Iya, aku sudah belajar menerimanya” ucapnya diujung telpon. “Tuhan punya rencana yang lain. Dan mungkin melalui kejadian ini aku nantinya bisa menguatkan orang lain

BINTANG PAGI

Takkah kau lihat Ada bintang pagi di langit hati Meski redup kilau pendarnya Ia setia bercahaya Dibatas malam dan pagi Terdiam ia dalam senyum Mendengar dendang bertalu Dari hati yang merindu Juni, 1st 2013, inspired by "Lagu Rindu" Kerispatih

JINGGA PURNAMA

Digelap malam Adakah kau lihat pendar jingga purnama Membias langit langit hati Menyiratkan geliat rindu Dikelam malam Adakah kau dengar serunai melagu Mengirimkan seberkas rasa Yang terbungkus dalam kotak sunyi Senarai pinta merapal doa Meruah dalam pundi pundi syukur Bersama membilang purnama Selamanya Est, 26 April 2013