Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2016

PENTIGRAF : DALANG NGAMEN

Lelaki paruh baya berkulit gelap, berbaju batik dengan ikat kepala senada itu segera beranjak maju ketika penumpang yang baru naik  sudah mendapatkan duduk. Bis mulai melaju. Dikeluarkannya dua tokoh pewayangan, petruk dan bagong. Tangannya gesit memainkan wayang.  Dalam bahasa jawa  cerita mengalir dari bibirnya.  Kali ini kisah sang kanjeng yang sedang marak dibicarakan.  "Gong, urip iku sing sak madya, ora usah neko-neko. Ono sithik luwih apik timbang oleh akeh tapi nyusahno wong liyo." Dan dialog antara bagong dan petruk terus berlanjut mengisi hening dalam bis antar kota.  Sebuah hati terusik, mengulik dirinya sendiri.  14/10/2016

PENTIGRAF : PERJALANAN PULANG

Seiring senja yang beranjak pergi perempuan itu bergegas keluar kantor.  Ia menuju halte dan mendapatkan bis antar kota yang penuh dengan penumpang. "Daripada kemalaman, tak apalah, berharap ada yang turun di separuh perjalanan," katanya dalam hati.  Senja telah menghilang. Pendar cahaya lampu-lampu yang nampak di sepanjang perjalanan memberi tanda malam mulai menjelang. Kantuk mulai menyerang, tak ada yang beranjak dari kursi penumpang. Tak ada yang turun ataupun memberi ruang.  Dilihatnya wajah-wajah lelah yang duduk hingga terkantuk-kantuk. Sebagian besar lelaki muda yang mungkin baru pulang kerja. "Pasti sama lelahnya denganku," ujar perempuan itu, menghibur diri. Sontak  sebaris kalimat dalam renungan pagi menyeruak di hati, siapakah yang dapat  kuberkati hari ini?  Teriak kondektur memecah sunyi. Mengingatkan  bis segera sampai ke tempat yang dituju. Tak terasa satu jam telah berlalu.  Perempuan itu segera beringsut berjalan menuju pin