Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2012

PESAN SINGKAT

Suatu hari tanpa tahu duduk perkaranya aku mendapat pesan singkat yang tidak pantas dikatakan. Hanya satu kata tapi itu menohok tajam ke hatiku. Semula aku marah, tetapi aku mencoba menenangkan hati, mungkin orang yang mengirimkan pesan itu  sedang  emosi. Bisa jadi ia tidak tahu cara yang lebih baik untuk ungkapkan kemarahannya.    Aku tak pahami apa motivasinya. Kalau toh ada maksud tertentu dibalik pesan yang tidak pantas itu  biarlah  menjadi urusan Tuhan.  Kuputuskan menghapus pesan singkat itu  dan  melupakannya.  Satu hal aku pelajari dari   peristiwa itu.   Betapa mudahnya kita memberikan "pesan singkat" dan menuduh Tuhan memberikan hal-hal buruk. Kita tidak mau memahami rencanaNya saat  dihadapkan pada situasi yang tidak kita inginkan.     Padahal sesuai janjiNya Dia tak pernah memberikan rancangan kecelakaan. Ia   merancangkan damai sejahtera bagi umat-Nya.  Pesan-pesan singkat kita bisa jadi mengecewakan  hati Tuhan. Tetapi syukur kepada Tuhan karena mesk

ODE SYUKUR

Kumandang genta membahana jiwa  Sayup kidung syahdu menggetarkan rasa Bertelut hati kini di rumah-Mu Bersyukur untuk hidup yang sudah Kau beri Terima kasih Tuhan Semua baik, teramat baik. ---- Maranatha, Ambon 25 Maret 2012 Foto diambil di gereja Maranatha Ambon pada  08.25 WIT

MEREPIH SENJA

Semburat mentari mewarna langit Sejenak hadir di bayang-bayang awan Terbias di gedung-gedung menjulang Menghangatkan pusara para pahlawan Di senja yang berhias mendung Terpaku hati menatap jauh pada kota yang tak pernah tidur ---- Est, 16 Mei 2012 Foto diambil dari lantai 10 Hotel Satelit, Surabaya disaat senja

SENJA DI KUTA

Senja merona berhias awan Cahaya surya membias pantai Debur ombak memecah petang nan anggun Di agung karya-Mu aku tertegun ---- Est-, 29 Maret 2012 Foto diambil di Kuta saat senja.

EPISODE KUTA

Kunikmati tarian ombak digerak gerik air Debur dan kecipaknya  bagai rampak gendang bertalu mengiring pagi yang syahdu Dalam alunan kidung damai jiwa merindu ---pagi di Kuta, akhir Maret 2012

PURNAMA MERINDU

Di keindahan malam berhias terang lunar tersengat jiwa merindu pada hati membisu Lima purnama telah berlalu adakah lelah meregang rasa hanya menuju-Mu akhir segalanya -Est- 6 Mei 2012

EPISODE KABUT : ELEGI KEMATIAN

Sunyi merona di awang-awang Kabut memekat menutup pandang Lereng terjal menjadi saksi Detik detik menuju keabadian Disana hati tercabik kelu Luruh diderai air mata Larut dalam tembang duka Menghantar pulang belahan jiwa Diujung asa melarik kata dalam pasrah Kekasih, Beristirahatlah dalam damai. -Est- 11 Mei 2012 ------ mengenang tragedi Sukhoi Super Jet 100 http://www.youtube.com/watch?v=N07VZFFZeqI&sns=fb

DI KISI-KISI HATI

Jemari itu memegang erat tanganku, seakan enggan melepaskannya. Teringat tatapan mata sayu, sesekali berkaca-kaca Jauh didalamnya aku melihat cahaya harapan. Semangatnya melebihi dari kata-kata yang tak mampu ia sampaikan Bersama kami mendendang lagu meski tak lengkap ia senandungkan. Saat senja memintaku berlalu bahagia nan damai merona hati Mengisi kisi-kisi hari Teman kecilku, aku akan kembali. ------- di suatu hari bersama anak berkebutuhan khusus -Est- 15 Mei 2012

MENGENANG MEI

Hari ini sudah terbilang tahun  sejak peristiwa  Mei itu. Mungkin banyak orang sudah melupakannya  dan barangkali masih ada yang sangat membekas hingga menjadi suatu trauma. Kejadian yang sempat menjadi tanya dalam hati betapa mudahnya manusia terprovokasi. Suatu sejarah pahit dalam perjalanan kehidupan berbangsa dan bernegara. Mengenang Mei bukan berarti ingin membuka luka lama, hanya ingin refleksi dan mengoreksi diri seberapa banyak sumbangsih yang telah diberikan pada pertiwi. Mengenang Mei juga  ingin mengingatkan diri apapun yang terjadi, negeri ini dikasihi-Nya, ada dalam kuasa-Nya. Hari ini kuingin mengenang Mei dalam larik kata yang kutulis empat belas tahun yang lalu, di sebuah sudut ruangan di tempat kerjaku waktu itu. Ketika ketakutan menghantui bangsa ini Ketika kecemasan merasuki penghuni negeri Ketika kekuatiran menguasai setiap hati Kepada siapa kami berlari jika bukan kepada-Mu. Karena Engkau yang memiliki Kasih penghalau ketakutan Karena Engkau gunung batu

AKU DAN LADANGKU

Di desa terpencil aku hidup Menjalani hari dalam kesederhanaan Bermain dan bersenda gurau dengan teman Menyusuri  jalan ladang Teman bapakku berkata Hamparan ladangku  berpotensi mutiara Hingga diburu pemilik dana Kelak bila aku dewasa Akankah ladangku merupa tembok raksasa Dan kehilangan mata airnya? Bapak,  Aku ingin sekolah hingga ke tempat tinggi agar dusun dan ladangku tetap lestari. -Est- 2 Mei 2012   Sebuah refleksi di Hari Pendidikan Nasional foto diambil di Plososari, Grati

SEMANGAT PAGI

Tangan tangan kuat itu bergerak gesit Menancapkan bibit bibit harapan Diantara kaki kaki berkubang lumpur Meski ada dalam kabut  yang masih enggan meninggalkan pagi -Est- 2 Mei 2012