Langsung ke konten utama

MENGENANG MEI

Hari ini sudah terbilang tahun  sejak peristiwa  Mei itu. Mungkin banyak orang sudah melupakannya  dan barangkali masih ada yang sangat membekas hingga menjadi suatu trauma. Kejadian yang sempat menjadi tanya dalam hati betapa mudahnya manusia terprovokasi. Suatu sejarah pahit dalam perjalanan kehidupan berbangsa dan bernegara.

Mengenang Mei bukan berarti ingin membuka luka lama, hanya ingin refleksi dan mengoreksi diri seberapa banyak sumbangsih yang telah diberikan pada pertiwi.
Mengenang Mei juga  ingin mengingatkan diri apapun yang terjadi, negeri ini dikasihi-Nya, ada dalam kuasa-Nya.
Hari ini kuingin mengenang Mei dalam larik kata yang kutulis empat belas tahun yang lalu, di sebuah sudut ruangan di tempat kerjaku waktu itu.

Ketika ketakutan menghantui bangsa ini
Ketika kecemasan merasuki penghuni negeri
Ketika kekuatiran menguasai setiap hati
Kepada siapa kami berlari jika bukan kepada-Mu.
Karena Engkau yang memiliki Kasih penghalau ketakutan
Karena Engkau gunung batu tempat berlindung dalam kecemasan
dan karena uluran tangan pun suara-Mu
menyingkirkan segala kekuatiran.


Dengan kekuatan-Mu
Kami menyatukan hati dan berseru
Tolonglah dan berkatilah bangsa ini


15 Mei 1998

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MALAM ITU DI GETSEMANI

Malam itu di Getsemani Dalam gelap yang memekat Tertikam  kelu berbalut  sedih Terpapar hati  di dera resah Terlukis di tetes air mata darah Malam itu di Getsemani Di hening yang sunyi Diantara sahabat yang terbuai kala harus terjaga Berserah hati meneguk cawan  pahit Demi jiwa-jiwa terhilang Malam itu di Getsemani ciuman palsu tersuguh penanda bagi musuh Namun tikai terlerai oleh jamahan kasih Malam itu di Getsemani Menapak kaki menuju derita Kalvari Menjadi penebus atas segala salah Dan membuat jiwa-jiwa berdosa layak dihadapan-Nya Mengingat malam di Getsemani terurai makna tersadar  hati betapa bernilainya diri ini bagi-Nya   Gempol, 5 April 2012 ----refleksi hati dimalam menjelang Jumat agung

DI BIAS MENTARI PAGI

Dalam kehangatan pagi Di tiap semburat keindahan mentari Tertuai harap Teruntai doa Tergenapi rindu Di biduk perjalanan kalbu. Est, 29 September 2012 Picture by Safril, at Pasuruan 

FILOSOFI BUNGA ANGGREK

Banyak wanita menyukai anggrek karena keindahan bunganya. Bunga anggrek juga lebih tahan lama dibandingkan bunga mawar. Tahukah anda bahwa keindahan dan kekuatannya  tidak dihasilkan dalam waktu singkat? Mulai dari bibit hingga berbunga membutuhkan waktu lama.  Pada setiap fase pertumbuhannya banyak ancaman dari lingkungan yang  dapat membuatnya tidak tumbuh   bahkan mati. Saya pernah mengamati pertumbuhan anggrek Papua dan menantikan munculnya bunga. Saya memberi pupuk dan nutrisi lainnya. Harapannya, agar anggrek Papua cepat berbunga. Sayangnya, bunga itu tidak muncul juga. Saya tidak lagi banyak berharap munculnya bunga anggrek Papua. Setelah 10 tahun berlalu, keindahan bunga anggrek itu dapat saya nikmati. Kadang hal-hal  indah  yang Tuhan janjikan  harus melalui proses  panjang, dan menyakitkan. Hambatan-hambatan yang ada kadang memaksa kita untuk menyerah. Di sisi lain kita melakukan hal-hal dengan maksud mempercepat mendapatkan apa  yang kita inginkan.             Kita tidak bis