Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2014

CERITA SEPTEMBER CERIA

September dengan beragam cerita. Dikala menyentuh bara, apinya justru menjadi pelita. Disaat tertusuk duri, itu hanya  pertanda ada kuntum-kuntum mawar siap merekah memperindah hati. Ketika hanya melihat hijau rimbun daun melati, tanpa kelopak putihnya, ada janji dari setiap stomata akan selalu ada keharuman yang menyegarkan rasa. Di tangan Sang Penjunan, tanah liat ini sedang dibentuk. Entah menjadi periuk arang tuk menampung bara atau menjadi pot untuk tangkai-tangkai bunga. Semua dibuat dengan cara-Nya, dengan segenap cinta. Terima Kasih.... Bersama-Mu Tuhan, September selalu ceria 30 September 2014 http://m.youtube.com/watch?v=A09FZ_recgU

JUTEK ITU JELEK

Jutek. Jutek itu jelek. Cobalah hampiri cermin dan lihatlah raut muka yang jutek. Jelek. Jelek banget. Sudah cemberut, ngga ada senyumnya, ditambah marah-marah lagi. Klop deh. Muka jutek pasti bukan tanpa sebab. Ia terbentuk karena suasana hati. Galau, resah, gelisah atau kesal pada sesuatu atau seseorang yang dihadapi. Apa tidak boleh jutek? Boleh saja. Itu manusiawi. Sebagai respon dari sesuatu yang tak diharapkan dan di luar kendali diri. Setiap orang pasti pernah mengalaminya. Termasuk saya. Hanya saja muka jutek ternyata membuat otot-otot wajah bekerja lebih banyak. Menurut ahlinya pada  wajah yang cemberut otot yang bekerja sebanyak 34 otot. Dua kali lebih banyak dibanding apabila wajah sedang tersenyum yaitu 17 otot. Kerut-kerut yang timbul juga lebih cepat terjadi pada wajah yang sering jutek atau cemberut. Tak hanya berpengaruh pada kerja otot wajah,  jutek yang dibiarkan juga bisa menjadi pemicu munculnya penyakit dalam tubuh. Tak salah bila ada nas

BERDIANG DALAM DAMAI

Rofa @ Cikole                                     Melintas cadas dan jalan berliku                                   Tebaran debu dan lumpur menyatu                                       Hingga kala rembang petang                                        Alam hijau menyapa tenang                                      Dan dalam damai hati berdiang.                                                      12 September 2014

EMOSI DAN NURANI

Denting-denting itu tak melagu dengan indah seperti biasanya. Banyak nada-nada yang tak tepat dan sumbang. "Permainanmu buruk. Nada nada yang kau mainkan kacau. Ada apa?" "Kesal. Aku sungguh kesal. Kepalaku serasa dibebat gurita. Hatiku seperti mau meledak menahan marah. " "Kenapa?" "Aku kesal padanya. Bagaimana tak kesal. Sudah lama aku memberikan jadwal pelatihan yang kubuat  padanya dengan harapan segera diperiksa  dan ditindaklanjuti. Jika tak sepakat segera beritahu supaya aku bisa atur kembali. Aku pikir sudah tidak ada masalah dengan jadwal itu. Nah ini sudah mulai dekat waktu pelaksanaan dia minta jadwal diubah. Padahal aku sudah buat kontak dengan narasumber dan menyesuaikan dengan jadwal mereka. Apa ngga bikin kacau ini namanya. Seenak udelnya aja." nada suara Emosi meninggi. "Sabar. Kadang yang kita harapkan tak sejalan dengan yang kita inginkan. " Nurani menimpali. "Iya, tapi ya ngga bisa begitu. Yang suda