Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2015

MELINTAS JUNI

Melintas Juni, merampai syukur. Kulihat cara indah-Mu menopang ditiap jejak-jejak yang tertinggal diantara debu dan terik yang menyengat. Kulihat cara indah-Mu mendidik Diantara mereka yang dihadirkan untuk memperkaya semesta rasa. Kulihat cara indah-Mu mengasihi dan peduli Diantara mereka yang penuh cinta, kelembutan dan ketulusan Kulihat cara indah-Mu memelihara dalam berkat-berkat yang tak terduga. Untuk Juni yang penuh makna, Terima kasih Tuhan. 30 Juni 2015

COUNT YOUR RAINBOWS

Count your Rainbows, not your thunder storms.   

KISAH PENJUAL ES TEBU

Siang yang terik. Selepas melakukan pengamatan di sawah aku singgah di gubuk yang tak jauh dari situ. Beristirahat sejenak sembari mencari minum untuk melepas dahaga. Di gubuk itu ada seorang ibu berjualan es tebu. Seperangkat peralatan memenuhi gubuk kecil itu. Mesin penggiling tebu, teko plastik, termos es, gelas dan alat-alat penunjang berjualan. Adapula meja kecil dan satu bangku panjang untuk tempat duduk pembeli. Bangku yang hanya muat untuk tiga orang saja.  "Apa kabar, bu. Beberapa kali saya ke sini tidak melihat panjenengan berjualan. Kemana bu?" "Iya, bu. Saya memang lama ngga berjualan. Nemani suami saya di rumah sakit., kambuh lagi penyakitnya." Pertama kali kami bertemu ia pernah bercerita soal penyakit suaminya yang sudah bertahun-tahun.  "Ooh, Makanya ngga pernah ketemu"  "Es tebu, bu?" "Ya. Taruh di plastik saja ya." " Nggih " Ia beranjak dari bangku dan segera menyiapkan pesananku. Kulihat p

PESAN TENTANG DOA

Di suatu malam. Jelang akhir pekan. Ia membuka emailnya. Email pertama yang pernah dimilikinya. Sudah beberapa tahun terakhir email ini jarang digunakan. Hanya sesekali dibuka dan dibaca. Dilihatnya di kotak masuk, ada seribu lebih pesan yang belum sempat terhapus. Sebagian besar berisi pemberitahuan dari media sosial dan berita-berita   yang bersifat newsletter. Satu persatu dicentangnya pesan-pesan yang tak lagi penting dan menghapusnya. Hingga centangannya   sampai pada sebuah email dari seseorang. Enam tahun lalu. Sebuah email yang berisi tentang doa. Entah dari mana pengirim email itu mendapatkan tulisan itu   yang pasti kata-kata ditulisan itu   meneduhkan hatinya.          Doa berawal dari hati yang gelisah, Dengarkanlah gejolaknya. Doa adalah suatu kerinduan terhadap rumah kita yang sebenarnya, Ikutilah bimbingannya. Doa itu seperti kebun, Peliharalah maka doa akan berbuah. Doa bisa dilakukan dengan berbagai cara, Lakukanlah sesuai dengan cara Anda. Berdoa

MENULIS, MEMBUKUKAN KEHIDUPAN

Menulis berarti mengisahkan sesuatu yang ditangkap oleh panca indera , diolah oleh otak serta dicerna oleh hati. Pahit, manis, getir, gembira, sedih, galau, resah, marah dan banyak lagi. Semua hal itu terekam dalam otak , terjadi dialog-dialog di pikiran, dianalisis, diresapi hati hingga tertuang dalam tulisan. Menulis membantu kita mengingat atau mengenang aneka peristiwa yang pernah kita lalui. Peristiwa yang menjadi kenangan, apapun itu, selalu membawa hikmah bagi yang mengalaminya. Itu menjadi pengalaman berharga tidak hanya bagi diri sendiri tetapi juga bagi sesama. Apa yang terjadi hari ini akan menjadi kenangan pada esok hari. Ketika hari ini kita menulis disadari atau tidak berarti kita telah mengarsipkan bagian-bagian perjalanan hidup kita. Dan kelak bila kita membukanya kembali kita akan bersyukur karena kita bisa melewati terjalnya kehidupan dan hebatnya badai pergumulan.  Jika kita menuliskan pengalaman menyedihkan bukan berarti kelak kita membangkitkan k

BERTEMAN PURNAMA

Senja telah berlalu meninggalkan bias bias jingga di bentangan langit. Bintang-bintang mulai bermunculan   melengkapi malam. Ara menghampiri Dio yang duduk di beranda.   “Sedang apa?” “ Ngga apa apa. Hanya ingin di sini. Mengenang tentang kita.” “Tentang kita?” “Ya.   Ingat ngga , dulu kita selalu merindukan purnama.   Di tiap jelang purnama   kita berusaha untuk bertemu.   Bersama menikmati   bulan yang merona diantara rimbun dedaunan   akasia.” “Aku ingat.    Kita menghitung hari di antara waktu sibuk kita,kan. Hanya supaya bisa bersama saat   purnama.   Lucu ya kita, atau aneh? ”   “Yang pasti kita bukan srigala atau vampire seperti yang di film-film horor itu,   yang keluar saat purnama. Ha ha ha.” Berdua mereka tergelak. --------------- Ara tersenyum.   Tak berkata-kata. Semilir angin malam menyentuh lembut tubuh Ara yang duduk tepekur   dalam hening, sendiri. Purnama ini sekali lagi mengantarnya pada kenangan   demi kenangan di beranda kala itu.    “Kau tahu,

CERITA DARI DAUN-DAUN SIRSAK

Suatu siang di sebuah desa, kupetik daun-daun sirsak yang tumbuh tinggi   di pekarangan petani.   Pohonnya yang tinggi dan besar membuatku hanya bisa meraih dedaunan dari tangkai terbawah yang menjuntai.  Aku mengumpulkan dedaunan itu   untuk kawanku.   Teringat akan pesan singkatnya   di suatu sore,  "Sel-sel kanker itu sudah metatase ke hati. Aku butuh daun-daunan seperti binahong dan kelor yang bisa memperbaiki fungsi limpa, hati dan empedu agar jangan sampai pecah dan meracuni tubuh. Aku juga perlu daun sirsak.  Adakah yang tanam di sekitar rumahmu?" tanya kawanku. "Kalau di seputaran rumah ngga ada. Nanti aku carikan ya", kataku seraya mengingat-ingat dimana bisa kudapatkan daun-daunan itu.  Baru kuketahui kalau buah sirsak dan daunnya bisa digunakan untuk proses pengobatan dan   penyembuhan. Sebelumnya aku hanya tahu manfaat daun sirsak itu untuk pestisida nabati. Aku memanfaatkannya untuk mengendalikan hama kutu putih. Air dari tumbukan daun s