Langsung ke konten utama

MENULIS, MEMBUKUKAN KEHIDUPAN

Menulis berarti mengisahkan sesuatu yang ditangkap oleh panca indera , diolah oleh otak serta dicerna oleh hati. Pahit, manis, getir, gembira, sedih, galau, resah, marah dan banyak lagi. Semua hal itu terekam dalam otak , terjadi dialog-dialog di pikiran, dianalisis, diresapi hati hingga tertuang dalam tulisan. Menulis membantu kita mengingat atau mengenang aneka peristiwa yang pernah kita lalui.

Peristiwa yang menjadi kenangan, apapun itu, selalu membawa hikmah bagi yang mengalaminya. Itu menjadi pengalaman berharga tidak hanya bagi diri sendiri tetapi juga bagi sesama. Apa yang terjadi hari ini akan menjadi kenangan pada esok hari. Ketika hari ini kita menulis disadari atau tidak berarti kita telah mengarsipkan bagian-bagian perjalanan hidup kita. Dan kelak bila kita membukanya kembali kita akan bersyukur karena kita bisa melewati terjalnya kehidupan dan hebatnya badai pergumulan. 
Jika kita menuliskan pengalaman menyedihkan bukan berarti kelak kita membangkitkan kembali kesedihan tetapi mensyukuri bahwa kita sudah dikuatkan saat melaluinya. Hal itu bisa menjadi penyemangat saat menghadapi tantangan yang lebih besar. Demikian juga saat kita menuliskan hal yang menggembirakan akan membuat kita mensyukuri betapa kehidupan ini begitu indah untuk disia-siakan.Dengan kata lain, menulis merekam jejak kehidupan untuk kita ambil hikmahnya sebagai pembelajaran.

Sebelum saya membuat tulisan ini saya sempat membuka kembali catatan puisi saya yang pernah saya tulis sejak SMP sampai saya bekerja. Dalam pandangan penulis puisi hebat bisa jadi puisi-puisi tersebut hanyalah puisi-puisi sederhana, 

Tetapi ketika membacanya saya seperti kembali ke ruang-ruang waktu di masa lalu. Saya tidak bisa mengingat semua peristiwa tetapi puisi-puisi itu membantu saya menjelajahi fase demi fase di kehidupan saya. Seakan-akan apa yang dilakukan dan atau peristiwa yang dialami hadir begitu saja. Pikiran saya berkelana ke masa lalu dan berujung pada rasa syukur atas segala hal yang sudah saya alami, menjelajahi masa lalu kehidupan.
Seperti pengalaman para sahabat di buku Masa Kecil yang Tak Terlupa karya bersama komunitas facebook yang dikomandoi Heri Mulyo Cahyo. Di buku itu memuat beragam kisah menarik semasa kecil beserta pernak-perniknya. Pengalaman batin masa kecil yang terbilang tahun kemudian membawa hikmah bagi para penulisnya dan menjadi cerita yang inspiratif bagi pembaca. 

Menuliskan masa kecil bukan saja menjadikan kita kembali menoleh ke masa lalu, tetapi hikmahnya dapat kita reguk untuk menatap masa kini, untuk berbuat lebih baik di masa mendatang. Ternyata masa kecil adalah masa dimana kita tidak saja menjalani kehidupan tetapi kita tengah membangun masa depan. Sesuatu yang awalnya tidak terpikirkan. 

Demikian juga kenangan perjalanan yang terekam di foto-foto indah dengan untaian aksara sarat makna karya Agustus Sani Nugroho di buku Mata Hati. Jika kenangan demi kenangan dari suatu peristiwa itu tidak tertuang dalam tulisan bagaimana bisa berbagi dan menginspirasi banyak hati?
Dapat dipastikan setiap orang mempunyai kenangan. Lalu, kenapa tidak mulai menuliskannya sekarang? Mari menulis kehidupan, sebab dengan demikian kita dan juga pembaca dapat memetik hikmahnya.

Note : tulisan ini bisa dibaca juga di buku  "Percaya Ngak Percaya Menulis itu Mudah" yang digagas DR. Ersis Warmansyah Abbas hal 49



Komentar

Postingan populer dari blog ini

MALAM ITU DI GETSEMANI

Malam itu di Getsemani Dalam gelap yang memekat Tertikam  kelu berbalut  sedih Terpapar hati  di dera resah Terlukis di tetes air mata darah Malam itu di Getsemani Di hening yang sunyi Diantara sahabat yang terbuai kala harus terjaga Berserah hati meneguk cawan  pahit Demi jiwa-jiwa terhilang Malam itu di Getsemani ciuman palsu tersuguh penanda bagi musuh Namun tikai terlerai oleh jamahan kasih Malam itu di Getsemani Menapak kaki menuju derita Kalvari Menjadi penebus atas segala salah Dan membuat jiwa-jiwa berdosa layak dihadapan-Nya Mengingat malam di Getsemani terurai makna tersadar  hati betapa bernilainya diri ini bagi-Nya   Gempol, 5 April 2012 ----refleksi hati dimalam menjelang Jumat agung

DI BIAS MENTARI PAGI

Dalam kehangatan pagi Di tiap semburat keindahan mentari Tertuai harap Teruntai doa Tergenapi rindu Di biduk perjalanan kalbu. Est, 29 September 2012 Picture by Safril, at Pasuruan 

FILOSOFI BUNGA ANGGREK

Banyak wanita menyukai anggrek karena keindahan bunganya. Bunga anggrek juga lebih tahan lama dibandingkan bunga mawar. Tahukah anda bahwa keindahan dan kekuatannya  tidak dihasilkan dalam waktu singkat? Mulai dari bibit hingga berbunga membutuhkan waktu lama.  Pada setiap fase pertumbuhannya banyak ancaman dari lingkungan yang  dapat membuatnya tidak tumbuh   bahkan mati. Saya pernah mengamati pertumbuhan anggrek Papua dan menantikan munculnya bunga. Saya memberi pupuk dan nutrisi lainnya. Harapannya, agar anggrek Papua cepat berbunga. Sayangnya, bunga itu tidak muncul juga. Saya tidak lagi banyak berharap munculnya bunga anggrek Papua. Setelah 10 tahun berlalu, keindahan bunga anggrek itu dapat saya nikmati. Kadang hal-hal  indah  yang Tuhan janjikan  harus melalui proses  panjang, dan menyakitkan. Hambatan-hambatan yang ada kadang memaksa kita untuk menyerah. Di sisi lain kita melakukan hal-hal dengan maksud mempercepat mendapatkan apa  yang kita inginkan.             Kita tidak bis