Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2019

DEBU DAN SANG FIRMAN

"Firman Tuhan hidup, kuat dan lebih tajam dari pedang bermata dua manapun." Ibrani 4:12 Saya meyakini kebenaran ini. Firman-Nya hidup membasuh bilas ragu saya, menepis kekuatiran saya. Pada saat saya membutuhkan kekuatan, Firman Tuhan hadir sebagai penopang. Di saat saya membutuhkan penerangan bagi sesuatu yang nampaknya gelap Firman-Nya bak pelita menerangi jalan. Satu rahasia yang bukan rahasia saya sampaikan. Jika anda tak tahu apa yang harus diperbuat, ucapkan saja Firman Tuhan. Pujilah nama-Nya. Naikkan mazmur dan syukur bagi Tuhan. Maka damai sejahtera itu mengalirlingkupi hati. Jalan keluar kemudian akan ditemui. Sebab sejatinya debulah kita. Namun di mata-Nya kita berharga. ======= "Sesungguhnya debulah aku.  Kau buat itu jadi berarti dengan kuasa-Mu. Sesungguhnya tak layaklah aku  Kau basuh-layakkan aku dengan darah-Mu. Aku mampu, dengan kekuatan-Mu."    8-3-2019 masa pra paskah

RELA MENERIMA

Sebuah sapaan yang tak direspon seakan memberikan suasana hati yang tidak enak. Komunikasi yang tak berjalan sebagaimana biasanya bisa membuat hati galau. Bahkan berujung kecewa. Ada apa, mengapa dan banyak tanya bertumpuk di kepala mencari jawabnya. Hal negatif seringkali mendominasi sebelum bisa berpikir ke arah yang positif.  Serupa cerita yang ditulis seorang biksu. Ia mengandaikan tentang tumpukan pupuk kandang yang diletakkan orang tak dikenal di depan rumah. Bila si pemilik rumah itu membiarkan pupuk kandang tetap ada di depan rumah maka setiap saat ia akan mendapati bau pupuk kandang di rumahnya, pun dalam kesehariannya. Namun bila dengan pelan-pelan ia memindahkan kotoran itu ke kebun maka ia akan mendapatkan banyak kebaikan. Kotoran itu akan menjadi pupuk yang membuat tanaman berbunga indah dan pohon berbuah lebat. Ia bisa memetik dan memberikan bunga dan buah-buahan dari pohon yang dihasilkan kepada orang lain.  Serupa itu, daripada menumpuk kecurigaan pindahkan itu ke

RABU ABU, GAWAI LOWBAT DAN MASA REHAT

Ini Rabu abu. Hari pertama masa pra paskah. Masa berpuasa dan berpantang. Menghayati puasa Yesus di gurun selama 40 hari. Memaknai sejatinya tubuh diri hanyalah debu yang kelak kembali kepada debu. Tanpa Tuhan Pemilik hidup ini kemana jiwa dan roh akan pergi? Syukur kepada Tuhan Yesus karena tubuh dan darah-Nya yang menyelamatkan. Rabu abu. Apa hubungannya dengan gawai yang lowbat dan lampu yang padam? Di jaman ini ada banyak hal yang membuat terlena. Salah satunya kemajuan tehnologi. Beraneka gawai tersaji dalam dunia telekomunikasi. Seakan hidup tak bisa lepas dari gawai. Mulai dari bangun tidur hingga malam tidur lagi. Masa berpuasa juga bisa jadi salah satu cara melatih diri lepas dari ketergantungan ini. Lampu mati pengingat diri adakalanya kita harus berhenti dari hiruk pikuk dunia ini. Merenungkan kehidupan. Mensyukuri kenikmatan. Menikmati keheningan. Hubungannya dengan tubuh yang minta rehat? Berhenti sejenak. Mendengarkan keluhan tubuh. Merasakan lenguhan raga dalam d