Langsung ke konten utama

Adventus III : Noel de Amour

Tiga lilin kita nyalakan
Kar'na kitapun mendengar
Juruslamat segera datang
Dan membawa damai besar.

---- Gita bakti 127:3

Pekan adventus ketiga. Kesibukan makin bertambah. Tak hanya di gereja, begitu juga di tempatku bekerja. Akhir tahun identik dengan menumpuknya pekerjaan. Bukan berarti  tak terjadwal. Banyaknya kendala dalam pelaksanaan memaksa jadwal yang telah tersusun harus diatur kembali. Dampaknya adalah aku berpacu dengan waktu. Kegiatan yang belum terlaksana segera kutuntaskan.Target penyelesaian laporan  kususun dengan harapan selesai sesuai yang direncanakan.  Namun target tinggallah target saat fisikku melemah dan memaksaku untuk rehat. 

"Argh, mau natal mengapa harus sakit. Banyak hal belum kusiapkan" keluhku, setengah protes kepada Tuhan. Namun aku teringat saat ibadah minggu pekan lalu ketika kami bersyafaat bagi umat yang sakit. Kala itu sambil berdoa terbersit di pikiran, betapa tidak enaknya sakit di saat natal. Eh, ternyata Tuhan ijinkan aku mengalaminya. Adakah ini sentilan dari Tuhan? Entahlah. Yang pasti kini aku tak berdaya.

Gangguan pada saluran cerna berdampak banyak ke seluruh tubuh. Banyak berbicara, latihan menyanyi dan melakukan aktifitas yang sedikit menguras tenaga membuat badanku lemas. Tak banyak yang bisa kulakukan. Lebih baik memperbanyak waktu rehat sebagai salah satu solusi mempercepat pemulihan dan membaca merupakan salah satu aktivitas pilihan yang masih bisa kulakukan selama di pembaringan.

Dalam pembaringan kuraih sebuah buku yang di kirim oleh kawan penulis. Noel d Amour, natal penuh cinta. Kisah kisah seputar natal yang dialami oleh banyak orang yang terjadi dalam hidup sehari hari.  Sebuah buku yang mengungkap tentang cinta kasih dan pernik perniknya dalam keluarga, antar pasangan pun diantara sesama.
Buku ini membawa pesan bahwa cinta kasih itu masih ada dalam dunia. Cinta kasih yang bisa mendatangkan keajaiban, menumbuhkan kepedulian, menghilangkan dendam, menyembuhkan luka batin dan menautkan kembali hubungan yang telah retak. 

Noel de Amor. Bukan kebetulan ia berada ditanganku kala aku terbaring sakit menjelang natal ini. Melaluinya Tuhan memperbaharui cinta kasihku lagi. Ia ingin natalku pun penuh cinta. Karena natal sejatinya adalah wujud cinta kasih Allah kepada umat-Nya. Ia membarakan api semangatku dan memperkuat imanku.
Kini, meski lemah tubuh ini kedamaian menyelimuti hati.

20 Desember 2013

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MALAM ITU DI GETSEMANI

Malam itu di Getsemani Dalam gelap yang memekat Tertikam  kelu berbalut  sedih Terpapar hati  di dera resah Terlukis di tetes air mata darah Malam itu di Getsemani Di hening yang sunyi Diantara sahabat yang terbuai kala harus terjaga Berserah hati meneguk cawan  pahit Demi jiwa-jiwa terhilang Malam itu di Getsemani ciuman palsu tersuguh penanda bagi musuh Namun tikai terlerai oleh jamahan kasih Malam itu di Getsemani Menapak kaki menuju derita Kalvari Menjadi penebus atas segala salah Dan membuat jiwa-jiwa berdosa layak dihadapan-Nya Mengingat malam di Getsemani terurai makna tersadar  hati betapa bernilainya diri ini bagi-Nya   Gempol, 5 April 2012 ----refleksi hati dimalam menjelang Jumat agung

DI BIAS MENTARI PAGI

Dalam kehangatan pagi Di tiap semburat keindahan mentari Tertuai harap Teruntai doa Tergenapi rindu Di biduk perjalanan kalbu. Est, 29 September 2012 Picture by Safril, at Pasuruan 

FILOSOFI BUNGA ANGGREK

Banyak wanita menyukai anggrek karena keindahan bunganya. Bunga anggrek juga lebih tahan lama dibandingkan bunga mawar. Tahukah anda bahwa keindahan dan kekuatannya  tidak dihasilkan dalam waktu singkat? Mulai dari bibit hingga berbunga membutuhkan waktu lama.  Pada setiap fase pertumbuhannya banyak ancaman dari lingkungan yang  dapat membuatnya tidak tumbuh   bahkan mati. Saya pernah mengamati pertumbuhan anggrek Papua dan menantikan munculnya bunga. Saya memberi pupuk dan nutrisi lainnya. Harapannya, agar anggrek Papua cepat berbunga. Sayangnya, bunga itu tidak muncul juga. Saya tidak lagi banyak berharap munculnya bunga anggrek Papua. Setelah 10 tahun berlalu, keindahan bunga anggrek itu dapat saya nikmati. Kadang hal-hal  indah  yang Tuhan janjikan  harus melalui proses  panjang, dan menyakitkan. Hambatan-hambatan yang ada kadang memaksa kita untuk menyerah. Di sisi lain kita melakukan hal-hal dengan maksud mempercepat mendapatkan apa  yang kita inginkan.             Kita tidak bis