Langsung ke konten utama

Ring of Fire Adventure : JEJAK YANG TERTINGGAL

Sebuah catatan dari Meet & Greet RoFA Pertamina, Bali-Jawa

di Rumah Makan Tengger, Pasuruan
Acara Meet and Greet Ring of Fire Adventure yang berlangsung sejak 19 September hingga 28 September 2013 dan didukung oleh Pertamina telah usai. Bandung merupakan kota terakhir yang disinggahi oleh tim RoFA dalam rangkaian jumpa penggemar Ring of Fire Adventure stage 3. Perjalanan yang ditempuh sekitar 1700 km dari Bali ke berbagai kota di pulau Jawa ini mendapat sambutan cukup meriah baik yang dihadiri oleh hanya belasan orang maupun yang berjumlah ratusan orang. Tak hanya biker, tapi juga mereka yang mencintai petualangan, menyukai perjalanan dan menikmati keindahan alam Indonesia. Dari yang berusia muda hingga yang tua. Bahkan ada yang membawa keluarganya untuk bisa bertemu dengan tim RoFA. Masyarakat dari berbagai suku, profesi dan latar belakang yang bersama hadir dan dipersatukan dalam semangat kebersamaan dan persaudaraan.

di Sutos, Surabaya
Melalui kegiatan ini ada banyak hati terinspirasi. Dari kisah yang dibagi. Dari petuah dan motivasi yang diberi. Dari sambutan dan keakraban yang terjalin. Beragam kesan tersirat dan tersurat dari para penggemar RoFA di berbagai kota. Pun itu yang saya lihat dan alami saat diberi kesempatan mengikuti perjalanan RoFA di empat kota, Pasuruan, Sidoarjo, Surabaya dan Malang. Nuansa kasih, persahabatan, kesederhanaan, kepedulian, semangat dan kebersamaan dalam keberagaman, mengisi pertemuan demi pertemuan.
Ria Jenaka Cafe, Malang
Ada yang terkesan dengan perjalanan Ring of Fire Adventure hingga berniat meneladani semangat dan rasa cinta tanah air yang disebarkan oleh Pak Youk dan tim RoFA. Ada pula seorang Rofer yang hadir di Bandung dan baru menjadi ayah. Dia terharu saat mendengar kisah Pak Youk berkomunikasi dengan putri tercinta ketika tersesat di perkebunan sawit.
"Diva, kalo papah dah ga ada, kamu pake helm, lalu naik motor, mungkin disitulah kita bisa berkomunikasi".
Ikatan batin yang kuat antara ayah dan anak yang memotivasi rofer muda itu untuk memiliki hubungan yang demikian dengan anaknya.
Juga saat seseorang karyawan PT Pos Indonesia dari Semarang yang menunjukkan kebanggaannya akan RoFA dengan memeteraikan Ring of Fire Adventure dalam bentuk perangko.



Pasti ada banyak lagi yang ingin diungkapkan meski tak mudah dituangkan oleh para penggemar RoFA, namun respon dan antusiasme mereka sudah cukup untuk menunjukkan betapa Ring of Fire Adventure patut dibanggakan. Seperti kesan yang saya tuangkan dalam kata-kata saat baru beberapa menit berjumpa tim RoFA dan kawan-kawan di Kota Pasuruan.


 Ria Jenaka Cafe, Malang
Seperti tak percaya ketika kami bisa bertemu
setelah sekian lama saling mengenal.
Dipertemukan dalam satu kesamaan,
satu kepedulian,
rasa cinta pada bangsa,
Indonesia.
Seperti tak percaya ketika yang maya menjadi nyata.
Yang jauh menjadi dekat.
Semua karena persahabatan.
Semua karena Ring Of Fire Adventure. 
 
We are Many We are One.
Berhenti mengeja beda.
Mari bersama seia sekata membangun bangsa. “

Disetiap kota yang dilintasi, jejak-jejak roda mungkin telah lenyap dihembus angin namun jejak persaudaraan itu akan tetap ada, membekas di hati.

Pasuruan, 29 September 2013

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MALAM ITU DI GETSEMANI

Malam itu di Getsemani Dalam gelap yang memekat Tertikam  kelu berbalut  sedih Terpapar hati  di dera resah Terlukis di tetes air mata darah Malam itu di Getsemani Di hening yang sunyi Diantara sahabat yang terbuai kala harus terjaga Berserah hati meneguk cawan  pahit Demi jiwa-jiwa terhilang Malam itu di Getsemani ciuman palsu tersuguh penanda bagi musuh Namun tikai terlerai oleh jamahan kasih Malam itu di Getsemani Menapak kaki menuju derita Kalvari Menjadi penebus atas segala salah Dan membuat jiwa-jiwa berdosa layak dihadapan-Nya Mengingat malam di Getsemani terurai makna tersadar  hati betapa bernilainya diri ini bagi-Nya   Gempol, 5 April 2012 ----refleksi hati dimalam menjelang Jumat agung

DI BIAS MENTARI PAGI

Dalam kehangatan pagi Di tiap semburat keindahan mentari Tertuai harap Teruntai doa Tergenapi rindu Di biduk perjalanan kalbu. Est, 29 September 2012 Picture by Safril, at Pasuruan 

FILOSOFI BUNGA ANGGREK

Banyak wanita menyukai anggrek karena keindahan bunganya. Bunga anggrek juga lebih tahan lama dibandingkan bunga mawar. Tahukah anda bahwa keindahan dan kekuatannya  tidak dihasilkan dalam waktu singkat? Mulai dari bibit hingga berbunga membutuhkan waktu lama.  Pada setiap fase pertumbuhannya banyak ancaman dari lingkungan yang  dapat membuatnya tidak tumbuh   bahkan mati. Saya pernah mengamati pertumbuhan anggrek Papua dan menantikan munculnya bunga. Saya memberi pupuk dan nutrisi lainnya. Harapannya, agar anggrek Papua cepat berbunga. Sayangnya, bunga itu tidak muncul juga. Saya tidak lagi banyak berharap munculnya bunga anggrek Papua. Setelah 10 tahun berlalu, keindahan bunga anggrek itu dapat saya nikmati. Kadang hal-hal  indah  yang Tuhan janjikan  harus melalui proses  panjang, dan menyakitkan. Hambatan-hambatan yang ada kadang memaksa kita untuk menyerah. Di sisi lain kita melakukan hal-hal dengan maksud mempercepat mendapatkan apa  yang kita inginkan.             Kita tidak bis