Langsung ke konten utama

DAS SOLLEN UND DAS SEIN

Das  Sollen und das  Sein. Sebuah teori  tentang  adanya kesenjangan antara harapan dan  kenyataan. Sama seperti teori itu dalam hidup kadangkala  kita dihadapkan pada kenyataan yang tidak  sesuai dengan harapan.  Umumnya  adalah sesuatu  yang tidak menyenangkan bahkan menyakitkan. Kita marah dan kecewa.  Saat menggumuli  itu  terkadang kita merasakan Allah tidak mau peduli dan hanya berdiam diri. Bahkan membiarkannya  terjadi.

 Allah diam  bukan berarti dia tidak bekerja. Diamnya Allah berarti menunggu kita untuk mendengar dengan benar. Hal  itu juga  merupakan kesempatan bagi kita untuk bergantung dan berserah.  Yohan Candawasa  dalam "mendapatkan-Mu dalam kehilanganku" mengilustrasikan hal itu dalam kisah sebuah batu pahatan.
   
Suatu ketika sebuah batu dipahat untuk menjadi patung. Batu tersebut dihancurkan dan dipukul berulang-ulang oleh si tukang pahat. Kalau kepada batu yang "malang" itu ditanya, "apa yang sedang terjadi padamu?" Batu itu mungkin menjawab, "Jangan tanya padaku. Tidak ada yang harus kuketahui. Pemahatku, dialah yang tahu segalanya, dan bagaimana mencapai hal itu. Aku tidak tahu apa yang sedang dia kerjakan atau mengapa hal itu dikerjakannya. Aku hanya tahu bahwa dia sedang mengerjakan apa yang terbaik dan yang paling sempurna.  Meskipun terus terang aku sangat menderita karena setiap irisan pahat itu bagiku adalah sebuah peruntuhan, penghancuran dan pengrusakan. Tetapi aku hanya perlu tegar dalam tangan tuanku supaya dia bisa mengerjakan takdirku. Aku merasa puas dengan keadaanku sekarang. Aku berserah pada tuan yang terampil tanpa ingin tahu pekerjaan itu sendiri."
   
Allah sedang bekerja. Ia memiliki rancangan yang lebih baik dan sempurna meski kadang tak selaras dengan harapan kita.  Ia  tetap peduli dan tak pernah mengabaikan kita.  Tugas kita hanya mempercayainya.

"I believe in the sun
Even  when  it is not shining
I believe in love
Even  when I feel it not
I believe in God
Even when He is silent"
 (syair dari sel penjara Cologne Jerman saat perang dunia kedua, dikutip dari "Mendapatkan-Mu dalam kehilanganku").
http://www.youtube.com/watch?v=c9zHn4QSH-8

Komentar

  1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  2. is god willing to prevent evil but not able?then he is not omnipotent.is he able,but not willing?then he is malevolent.is he both able and willing?then whence cometh evil?is he neither able nor willing?then why call him god?

    (epicurus)

    thanks infonya
    kunjungi blog saya yang baru buat
    saya newbie mhn bantuannya
    ^^
    new-article-artikel.blogspot.com

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

MALAM ITU DI GETSEMANI

Malam itu di Getsemani Dalam gelap yang memekat Tertikam  kelu berbalut  sedih Terpapar hati  di dera resah Terlukis di tetes air mata darah Malam itu di Getsemani Di hening yang sunyi Diantara sahabat yang terbuai kala harus terjaga Berserah hati meneguk cawan  pahit Demi jiwa-jiwa terhilang Malam itu di Getsemani ciuman palsu tersuguh penanda bagi musuh Namun tikai terlerai oleh jamahan kasih Malam itu di Getsemani Menapak kaki menuju derita Kalvari Menjadi penebus atas segala salah Dan membuat jiwa-jiwa berdosa layak dihadapan-Nya Mengingat malam di Getsemani terurai makna tersadar  hati betapa bernilainya diri ini bagi-Nya   Gempol, 5 April 2012 ----refleksi hati dimalam menjelang Jumat agung

DI BIAS MENTARI PAGI

Dalam kehangatan pagi Di tiap semburat keindahan mentari Tertuai harap Teruntai doa Tergenapi rindu Di biduk perjalanan kalbu. Est, 29 September 2012 Picture by Safril, at Pasuruan 

FILOSOFI BUNGA ANGGREK

Banyak wanita menyukai anggrek karena keindahan bunganya. Bunga anggrek juga lebih tahan lama dibandingkan bunga mawar. Tahukah anda bahwa keindahan dan kekuatannya  tidak dihasilkan dalam waktu singkat? Mulai dari bibit hingga berbunga membutuhkan waktu lama.  Pada setiap fase pertumbuhannya banyak ancaman dari lingkungan yang  dapat membuatnya tidak tumbuh   bahkan mati. Saya pernah mengamati pertumbuhan anggrek Papua dan menantikan munculnya bunga. Saya memberi pupuk dan nutrisi lainnya. Harapannya, agar anggrek Papua cepat berbunga. Sayangnya, bunga itu tidak muncul juga. Saya tidak lagi banyak berharap munculnya bunga anggrek Papua. Setelah 10 tahun berlalu, keindahan bunga anggrek itu dapat saya nikmati. Kadang hal-hal  indah  yang Tuhan janjikan  harus melalui proses  panjang, dan menyakitkan. Hambatan-hambatan yang ada kadang memaksa kita untuk menyerah. Di sisi lain kita melakukan hal-hal dengan maksud mempercepat mendapatkan apa  yang kita inginkan.             Kita tidak bis