Langsung ke konten utama

PRE ADVENTUS

Pagi di minggu terakhir sebelum memasuki masa advent. Hari minggu terakhir di bulan Nopember. Gereja masih sepi saat aku mulai mempersiapkan diri mempelajari puji-pujian yang yang akan dibawakan dalam ibadah. Ada delapan lagu yang akan dinyanyikan oleh umat. Semua lagu mengarah pada satu tema di hari  itu. Tentang mengasihi Tuhan dan sesama. Kumainkan satu demi satu lagu-lagu itu sembari menghayati keagungan syairnya. 
Sesaat terlintas dipikirku, tak terasa sudah akan kumasuki bulan terakhir di tahun ini. Seakan masih sejenak kulalui pekan demi pekan di awal tahun. Kenangan demi kenangan bagai rekam jejak yang terputar di  pikiranku. Pahit dan manis. Suka dan duka. 
Di sepanjang jejak waktu itu adakalanya inginku menguasai melebihi dari yang Ia kehendaki, adakalanya langkahku tak termeterai kasih, adakalanya sikap dan tuturku melukai tanpa kusadari. Adakalanya kecewa dan tawar hati menghantui  hingga menutupi asa akan janji-Nya yang tak teringkari. Ada begitu banyak hal yang membuat hati tertegun. betapa tak mampu diri bila bertumpu pada kekuatan sendiri. 
Dan saat hati terpindai, tersadar diri jika Ia sedang menjamah hati. Dan kidung peyerahan diri terlantun  sembari jemari memainkan nada-nada di tuts hitam dan putih, dalam hening.

"Kuingin menyerahkan seluruh hidupku
Sekalipun tak layak kepada Tuhanku
Kubunuh keinginan dan hasrat hatiku
Kiranya hanya Tuhan memimpin hidupku"
(Kidung Jemaat 441)


---- Est, 26 Nopember 2012

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MALAM ITU DI GETSEMANI

Malam itu di Getsemani Dalam gelap yang memekat Tertikam  kelu berbalut  sedih Terpapar hati  di dera resah Terlukis di tetes air mata darah Malam itu di Getsemani Di hening yang sunyi Diantara sahabat yang terbuai kala harus terjaga Berserah hati meneguk cawan  pahit Demi jiwa-jiwa terhilang Malam itu di Getsemani ciuman palsu tersuguh penanda bagi musuh Namun tikai terlerai oleh jamahan kasih Malam itu di Getsemani Menapak kaki menuju derita Kalvari Menjadi penebus atas segala salah Dan membuat jiwa-jiwa berdosa layak dihadapan-Nya Mengingat malam di Getsemani terurai makna tersadar  hati betapa bernilainya diri ini bagi-Nya   Gempol, 5 April 2012 ----refleksi hati dimalam menjelang Jumat agung

DI BIAS MENTARI PAGI

Dalam kehangatan pagi Di tiap semburat keindahan mentari Tertuai harap Teruntai doa Tergenapi rindu Di biduk perjalanan kalbu. Est, 29 September 2012 Picture by Safril, at Pasuruan 

FILOSOFI BUNGA ANGGREK

Banyak wanita menyukai anggrek karena keindahan bunganya. Bunga anggrek juga lebih tahan lama dibandingkan bunga mawar. Tahukah anda bahwa keindahan dan kekuatannya  tidak dihasilkan dalam waktu singkat? Mulai dari bibit hingga berbunga membutuhkan waktu lama.  Pada setiap fase pertumbuhannya banyak ancaman dari lingkungan yang  dapat membuatnya tidak tumbuh   bahkan mati. Saya pernah mengamati pertumbuhan anggrek Papua dan menantikan munculnya bunga. Saya memberi pupuk dan nutrisi lainnya. Harapannya, agar anggrek Papua cepat berbunga. Sayangnya, bunga itu tidak muncul juga. Saya tidak lagi banyak berharap munculnya bunga anggrek Papua. Setelah 10 tahun berlalu, keindahan bunga anggrek itu dapat saya nikmati. Kadang hal-hal  indah  yang Tuhan janjikan  harus melalui proses  panjang, dan menyakitkan. Hambatan-hambatan yang ada kadang memaksa kita untuk menyerah. Di sisi lain kita melakukan hal-hal dengan maksud mempercepat mendapatkan apa  yang kita inginkan.             Kita tidak bis