Langsung ke konten utama

PUTUS ASA? NGGA LAH...

     Suatu  hari aku merangkai kalung dari butiran batu biofir. Kalung itu sempat putus dari ikatannya. Aku menambahnya dengan manik-manik lain agar sedikit lebih panjang. Pekerjaan ini membutuhkan kesabaran karena lubang yang  sangat kecil.  Setelah beberapa lama   akhirnya semua batu dan manik manik bisa terangkai. Lega rasanya. Tinggal menautkan kedua ujungnya dan jadilah kalungku, begitu pikirku. Ketika aku mencari gunting untuk memotong sisa tali pengaitnya tiba-tiba batu dan manik-manik terlepas dari tanganku. Berhamburan semua ke penjuru ruangan. Aku tertegun dan kesal. Bisa dibayangkan, aku harus mengumpulkan batu-batu dan manik-manik berukuran kecil yang berserakan.  Menautkannya kembali dengan susah payah.  Masih dengan sedikit kesal aku mencoba merangkai kembali satu demi satu bebatuan  itu. Dengan kesabaran akhirnya kalung itu jadi  dan berfungsi seperti yang kuinginkan.

     Terkadang kita dihadapkan dengan hal-hal sulit.  Segala daya dan upaya kita kerahkan untuk menyelesaikan persoalan kita.   Berharap hasilnya akan memuaskan. Namun yang terjadi ternyata sebaliknya. Kita kesal, marah dan mempertanyakan mengapa terjadi kepada kita.

     Dari moment menguntai kalung itu aku belajar, apapun yang terjadi kita harus  hadapi dan bangun kembali. Berusaha lagi.  Melalui  kegagalan yang dialami kita  belajar untuk mengetahui titik kelemahan kita dan berusaha  memperbaikinya. Kegagalan adalah sukses yang tertunda, demikian kalimat yang sering kita dengar. Itu benar bila kita mau bangkit dan berusaha kembali. 
      Mulailah lagi dan keberhasilan akan menanti.


22 Januari 2012

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MALAM ITU DI GETSEMANI

Malam itu di Getsemani Dalam gelap yang memekat Tertikam  kelu berbalut  sedih Terpapar hati  di dera resah Terlukis di tetes air mata darah Malam itu di Getsemani Di hening yang sunyi Diantara sahabat yang terbuai kala harus terjaga Berserah hati meneguk cawan  pahit Demi jiwa-jiwa terhilang Malam itu di Getsemani ciuman palsu tersuguh penanda bagi musuh Namun tikai terlerai oleh jamahan kasih Malam itu di Getsemani Menapak kaki menuju derita Kalvari Menjadi penebus atas segala salah Dan membuat jiwa-jiwa berdosa layak dihadapan-Nya Mengingat malam di Getsemani terurai makna tersadar  hati betapa bernilainya diri ini bagi-Nya   Gempol, 5 April 2012 ----refleksi hati dimalam menjelang Jumat agung

DI BIAS MENTARI PAGI

Dalam kehangatan pagi Di tiap semburat keindahan mentari Tertuai harap Teruntai doa Tergenapi rindu Di biduk perjalanan kalbu. Est, 29 September 2012 Picture by Safril, at Pasuruan 

FILOSOFI BUNGA ANGGREK

Banyak wanita menyukai anggrek karena keindahan bunganya. Bunga anggrek juga lebih tahan lama dibandingkan bunga mawar. Tahukah anda bahwa keindahan dan kekuatannya  tidak dihasilkan dalam waktu singkat? Mulai dari bibit hingga berbunga membutuhkan waktu lama.  Pada setiap fase pertumbuhannya banyak ancaman dari lingkungan yang  dapat membuatnya tidak tumbuh   bahkan mati. Saya pernah mengamati pertumbuhan anggrek Papua dan menantikan munculnya bunga. Saya memberi pupuk dan nutrisi lainnya. Harapannya, agar anggrek Papua cepat berbunga. Sayangnya, bunga itu tidak muncul juga. Saya tidak lagi banyak berharap munculnya bunga anggrek Papua. Setelah 10 tahun berlalu, keindahan bunga anggrek itu dapat saya nikmati. Kadang hal-hal  indah  yang Tuhan janjikan  harus melalui proses  panjang, dan menyakitkan. Hambatan-hambatan yang ada kadang memaksa kita untuk menyerah. Di sisi lain kita melakukan hal-hal dengan maksud mempercepat mendapatkan apa  yang kita inginkan.             Kita tidak bis