Langsung ke konten utama

LILIN KEBAIKAN

"Lilin  redup itu akhirnya padam. Hanya menyisakan  lelehan-lelehan kebaikan."

Kalimat itu muncul dibenakku ketika seorang teman kantor akhirnya berpulang setelah perjuangannya melawan sirosis, tumor hati.  Dia pergi begitu cepat. Belum genap 47  tahun. Sekitar 5  bulan lalu dia masih sehat, belum ada tanda-tanda sakit. Kesehatannya memburuk setelah 3 bulan terakhir. Dan semakin memburuk sehingga harus dibawa ke rumah sakit. Itupun  setelah teman-teman  kantor membujuknya .

Aku ingat perkataanku saat baru sepekan dia di rawat di rumah sakit. Pada awal Januari 2012. "Pak Budi, banyak istirahat ya biar cepat sembuh. Yang penting bedrest. Satu bulan nanti sudah pulih." Maksudku menguatkannya.  Dan ternyata satu bulan kemudian dia berpulang. Dia tidak merasakan sakit lagi. Dia kini sudah sembuh.

Aku mengenang saat-saat kami bersama dalam tim kerja kami. Kebaikannya, bantuannya, pun kepeduliannya. Dan banyak lagi kenangan  kami bersama teman kantor lainnya.

Apa yang terjadi pada kawanku itu membawaku pada refleksi diri. Kita tidak pernah tahu sampai batas mana kita diberi waktu di dunia. Mungkin sampai usia lanjut masih sehat dan bisa menikmati hidup. Tapi tidak sedikit yang pada usia muda sudah dipanggil menghadapNya.
Selama ada waktu biarlah kita gunakan untuk kebaikan dan menghindari perseteruan. Mengasihi dan mengampuni, berbagi dan saling menguatkan.  Sehingga diakhir hidup kita orang bisa mengatakan "Lilin itu telah padam dan menyisakan lelehan kebaikan". Kebaikan yang melekat diingatan meski kita sudah ada di keabadian.

Selamat jalan, kawan.

In memoriam, Pak Budi Prawoto.
1 Februari 2012  

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MALAM ITU DI GETSEMANI

Malam itu di Getsemani Dalam gelap yang memekat Tertikam  kelu berbalut  sedih Terpapar hati  di dera resah Terlukis di tetes air mata darah Malam itu di Getsemani Di hening yang sunyi Diantara sahabat yang terbuai kala harus terjaga Berserah hati meneguk cawan  pahit Demi jiwa-jiwa terhilang Malam itu di Getsemani ciuman palsu tersuguh penanda bagi musuh Namun tikai terlerai oleh jamahan kasih Malam itu di Getsemani Menapak kaki menuju derita Kalvari Menjadi penebus atas segala salah Dan membuat jiwa-jiwa berdosa layak dihadapan-Nya Mengingat malam di Getsemani terurai makna tersadar  hati betapa bernilainya diri ini bagi-Nya   Gempol, 5 April 2012 ----refleksi hati dimalam menjelang Jumat agung

DI BIAS MENTARI PAGI

Dalam kehangatan pagi Di tiap semburat keindahan mentari Tertuai harap Teruntai doa Tergenapi rindu Di biduk perjalanan kalbu. Est, 29 September 2012 Picture by Safril, at Pasuruan 

FILOSOFI BUNGA ANGGREK

Banyak wanita menyukai anggrek karena keindahan bunganya. Bunga anggrek juga lebih tahan lama dibandingkan bunga mawar. Tahukah anda bahwa keindahan dan kekuatannya  tidak dihasilkan dalam waktu singkat? Mulai dari bibit hingga berbunga membutuhkan waktu lama.  Pada setiap fase pertumbuhannya banyak ancaman dari lingkungan yang  dapat membuatnya tidak tumbuh   bahkan mati. Saya pernah mengamati pertumbuhan anggrek Papua dan menantikan munculnya bunga. Saya memberi pupuk dan nutrisi lainnya. Harapannya, agar anggrek Papua cepat berbunga. Sayangnya, bunga itu tidak muncul juga. Saya tidak lagi banyak berharap munculnya bunga anggrek Papua. Setelah 10 tahun berlalu, keindahan bunga anggrek itu dapat saya nikmati. Kadang hal-hal  indah  yang Tuhan janjikan  harus melalui proses  panjang, dan menyakitkan. Hambatan-hambatan yang ada kadang memaksa kita untuk menyerah. Di sisi lain kita melakukan hal-hal dengan maksud mempercepat mendapatkan apa  yang kita inginkan.             Kita tidak bis