SALAH PAHAM
Terkadang apa yang terjadi tak seperti apa yang dilihat. Yang
didengar tak sepenuhnya benar karena yang didengar hanya sepenggal.
Namun seringkali emosi negatif hadir mendahului akal sehat. Sedih,
marah dan kecewa lebih menguasai hati.
Hal ini yang kulihat
dari dua tayangan film di televisi akhir pekan ini. Yang satu film
serial "Kesempurnaan Cinta", yang satu lagi film layar lebar " 99 cahaya
di langit Eropa". Keduanya berkisah hal yang sama, tentang kesalahpahaman antara dua manusia atas apa yang dilihat dan didengar.
Salah paham terjadi karena seseorang hanya menerka dan mereka-reka.
Alih-alih menanyakan untuk memperjelas maksudnya, malah emosi negatif
yang lebih dulu berbicara. Ujung-ujungnya diam menjadi bahasa diantara
keduanya. Bahkan adakalanya dibutuhkan orang ketiga untuk memperjelas
dan mendamaikannya.
Salah paham. Sejatinya itu selalu ada. Hal
ini terjadi karena seseorang berinteraksi dengan orang lain. Bagi yang
tak berinteraksi dan memberi perhatian ia akan menganggap apa yang
terjadi itu tak penting. Jadi kemungkinan untuk salah paham akan kecil.
Salah paham. Untuk meluruskannya perlu kebesaran hati menyisihkan
emosi negatif. Meluangkan waktu untuk duduk bersama, menyediakan diri
mendengar dan memahami dengan saksama. Meski adakalanya orang yang
disalahpahami membiarkan kesalahpahaman itu ada sampai yang salah paham
sadar dengan sendirinya.
Salah paham. Didalamnya banyak hal yang
perlu diurai. Ibarat benang kusut, perlu waktu dan kesabaran untuk
mulai meluruskannya. Dan Tuhan adalah pengurai yang Maha Hebat bagi
benang-benang kusut yang dialami umat-Nya.
Dan tulisan tentang
salah paham ini mungkin ada yang tak sepaham. Juga mungkin dalam tutur
dan lakuku. Apabila demikian mohon dimaafkan ya. Mari kita duduk
bersama, mengurainya sambil menikmati secangkir susu coklat hangat dan
sepotong roti bakar.
23 Juni 2017#nulisrandom2017
#day23
Komentar
Posting Komentar