PENGAMALAN PANCASILA, MULAI DARI MANA?

Subuh membangunkanku. Usai bersaat teduh kubuka jendela kamar. Gelap sudah berganti terang. Malam telah beranjak pergi berganti pagi. Udara segar memasuki ruang tidurku. Mataku tertuju pada tanaman adenium yang akan berbunga. Hanya adenium sederhana, bukan yang jenis bagus seperti yang ada di kontes-kontes bunga.  Ada tiga kuncup di ujung tangkainya,  Kombinasi warna merah di bagian atas kuncupnya dan putih dibagian bawahnya. Hmm, seperti warna bendera Indonesia. 

Jadi ingat, hari ini adalah hari lahir Pancasila. Untuk pertama kalinya ditetapkan sebagai hari libur Nasional. Di media sosial dan di televisi marak slogan bertuliskan Saya Indonesia Saya Pancasila dengan nuansa warna merah dan putih. Banyak juga yang memasang foto di sebelah tulisan itu. Termasuk saya. 
Gegap gempita itu sudah pasti untuk menumbuhkan kembali kepedulian pada Pancasila yang mungkin telah memudar di kalangan masyarakat. 

Seorang kawan menuliskan pesannya di whatsapp. Nampaknya mengutip pesan dari teman yang lain. 
"Jangan ngaku pancasilais kalau Do Nothing, menyaksikan kesenjangan sosial yang semakin lebar, masih banyak yang tidak mampu beli beras, bayar sekolah dan mengadakan tempat berteduh yang layak, serta beribadah dengan khusyuk."

Ada lagi yang menulis di dinding jejaring soaialnya menanyakan mengapa baru sekarang ramai-ramai menyuarakan slogan itu. 
"Kemana aja selama ini?" 

Aku hanya tersenyum membacanya. Percuma saja mengomentari. Lebih baik menelisik diri, apa yang sudah kubuat untuk negeri ini, untuk tempat dimana aku tinggal dan dibesarkan.  Kasih atau kebenciankah yang kutebarkan? Kepedulian atau ketidakpedulian yang kuutamakan? Persatuan atau perpecahankah yang kutebarkan dalam tindakan? 

Sebuah lirik lagu mengingatkanku, 
"Kumulai dari diri sendiri
Untuk melakukan yang terbaik
Walaupun kecil dan sederhana
Tuhan dapat membuat jadi besar"

Kuamalkan Pancasila dengan apa yang kumampu, dengan apa yang ada padaku.  Kiranya Tuhan menolong saya. 

Dan satu dari kuncup-kuncup adenium sederhana itu perlahan mekar bersama teriknya sang surya. 

-catatan hari ini- 1 Juni 2017

#nulisrandom2017
#pekanpancasila
#sayaindonesiasayapancasila
 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

FILOSOFI BUNGA ANGGREK

MALAM ITU DI GETSEMANI

CINTA