RELA MENERIMA

Sebuah sapaan yang tak direspon seakan memberikan suasana hati yang tidak enak. Komunikasi yang tak berjalan sebagaimana biasanya bisa membuat hati galau. Bahkan berujung kecewa. Ada apa, mengapa dan banyak tanya bertumpuk di kepala mencari jawabnya. Hal negatif seringkali mendominasi sebelum bisa berpikir ke arah yang positif. 

Serupa cerita yang ditulis seorang biksu. Ia mengandaikan tentang tumpukan pupuk kandang yang diletakkan orang tak dikenal di depan rumah. Bila si pemilik rumah itu membiarkan pupuk kandang tetap ada di depan rumah maka setiap saat ia akan mendapati bau pupuk kandang di rumahnya, pun dalam kesehariannya. Namun bila dengan pelan-pelan ia memindahkan kotoran itu ke kebun maka ia akan mendapatkan banyak kebaikan. Kotoran itu akan menjadi pupuk yang membuat tanaman berbunga indah dan pohon berbuah lebat. Ia bisa memetik dan memberikan bunga dan buah-buahan dari pohon yang dihasilkan kepada orang lain. 

Serupa itu, daripada menumpuk kecurigaan pindahkan itu ke taman hati dan buatlah sesuatu yang berarti. Disamping hati tak dipenuhi dengki, banyak hal baik akan didapati.
Meminjam quote Ajahn Brahm, "Apapun yang kamu lakukan pintu hatiku selalu terbuka untukmu". Acapkali menanggapi dengan hati yang rela atau ikhlas akan memberikan kelegaan.

Perkataan Yesus tentang memberikan pipi kanan bila ditampar pipi kiri bisa jadi sesuatu yang tak mudah. Namun bila Yesus mengatakannya maka itu berarti kita dimampukannya.

7 Maret 2019 Day#2 dari 40 hari. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

FILOSOFI BUNGA ANGGREK

MALAM ITU DI GETSEMANI

CINTA