RABU ABU, GAWAI LOWBAT DAN MASA REHAT

Ini Rabu abu. Hari pertama masa pra paskah. Masa berpuasa dan berpantang. Menghayati puasa Yesus di gurun selama 40 hari. Memaknai sejatinya tubuh diri hanyalah debu yang kelak kembali kepada debu. Tanpa Tuhan Pemilik hidup ini kemana jiwa dan roh akan pergi? Syukur kepada Tuhan Yesus karena tubuh dan darah-Nya yang menyelamatkan. Rabu abu.

Apa hubungannya dengan gawai yang lowbat dan lampu yang padam? Di jaman ini ada banyak hal yang membuat terlena. Salah satunya kemajuan tehnologi. Beraneka gawai tersaji dalam dunia telekomunikasi. Seakan hidup tak bisa lepas dari gawai. Mulai dari bangun tidur hingga malam tidur lagi. Masa berpuasa juga bisa jadi salah satu cara melatih diri lepas dari ketergantungan ini. Lampu mati pengingat diri adakalanya kita harus berhenti dari hiruk pikuk dunia ini. Merenungkan kehidupan. Mensyukuri kenikmatan. Menikmati keheningan.

Hubungannya dengan tubuh yang minta rehat? Berhenti sejenak. Mendengarkan keluhan tubuh. Merasakan lenguhan raga dalam denyut-denyut nadi yang makin terasa di kesunyian, seraya merampai puji dan puja atas karunia-Nya. Rabu abu, gawai lowbat saat lampu mati di kala harus rehat seperti sebuah kebetulan yang dirancang-Nya untuk menyiapkan diri memasuki masa pra paskah kali ini.

6 Maret 2019

Komentar

Postingan populer dari blog ini

FILOSOFI BUNGA ANGGREK

MALAM ITU DI GETSEMANI

CINTA