DIA TELAH PERGI

 Suatu sore kuterima pesan di ponselku. Dari teman semasa kuliah. Dia memberitahukan kalau sahabat kami baru kehilangan bayinya. Segera kutelpon sahabatku yang sedang berduka itu. Dia menceritakan tentang bayinya yang meninggal di dalam kandungan saat usia kandungan menginjak sembilan bulan. Tinggal sesaat lagi sebenarnya dia melahirkan. Namun Tuhan berkehendak lain. Tekanan darahnya bergerak naik, segala upaya dilakukan untuk menyembuhkannya agar tidak membahayakan bayinya. Namun pada akhirnya bayinya tak bisa diselamatkan. Dia tak bisa menimang bayi mungilnya. Kudengar nada sedih dari suaranya. Bisa dimaklumi, siapa yang tak sedih bila kehilangan seseorang yang disayangi. Penantian akan kehadiran buah hati selama beberapa tahun setelah kelahiran anak pertama ternyata berujung duka.

“Sabar  ya, sista” kataku.
“Iya, aku sudah belajar menerimanya” ucapnya diujung telpon. “Tuhan punya rencana yang lain. Dan mungkin melalui kejadian ini aku nantinya bisa menguatkan orang lain yang punya masalah yang sama.” lanjutnya.
“Iya. Semoga. Aku percaya kamu bisa melalui semua ini” ujarku sembari mengingat sebuah buku yang pernah dihadiahkannya kepadaku ketika aku mengalami kehilangan. Semoga buku yang telah menguatkanku itu dapat menguatkan dia  lagi.
Setelah percakapan panjang diantara kami aku mengakhiri pembicaraan  disertai doa di hati, berharap dia segera pulih dari rasa kehilangan itu.

Kehilangan adalah hal yang sebenarnya tidak diinginkan oleh setiap orang namun hal itu  tak bisa dihindari dalam kehidupan. Ada yang kehilangan karena meninggalnya kekasih, anak, istri, suami atau orang terdekat. Ada juga kehilangan karena ditinggal pergi atau diabaikan oleh orang yang disayangi  ataupun tentang kehilangan yang lain. Apapun bentuk kehilangan itu pasti akan menimbulkan  duka dan kesedihan yang mendalam.

Seorang  gadis yang baru kehilangan omanya berkata “ Tak ada lagi yang menemani aku saat tidur”. Bisa dimaklumi karena oma adalah kawan bermainnya sejak kecil. Dia sangat dekat dengan omanya. Sikap hidupnya dipengaruhi oleh didikan dan pengajaran dari omanya. Selama masa duka itu dia mengenang bagaimana oma mendidiknya dan banyak hal yang sudah diperbuat oma kepadanya sehingga kepergian oma  membuat ia merasa sangat kehilangan. Namun akhirnya ia menyadari itu yang terbaik buat oma dan meneguhkan hati bahwa ia ingin hidup meneladani kebaikan oma.

David Harkins, seorang penyair dan pelukis dari Inggris melukiskan tentang kehilangan itu dan bagaimana ia memaknainya dalam sebuah puisi,    “ She is Gone”.

Engkau dapat mencucurkan air mata karena dia telah pergi
atau engkau dapat tersenyum karena dia pernah hidup

Engkau dapat memejamkan mata dan berdoa supaya dia kembali
atau engkau dapat membuka mata dan melihat semua peninggalannya

Hatimu dapat menjadi hampa karena engkau tidak bisa melihatnya
atau engkau bisa dipenuhi oleh cinta yang telah engkau bagikan

Engkau bisa berpaling dari hari esok dan hidup di masa lalu
atau engkau dapat berbahagia akan hari esok karena masa lalu

Engkau dapat mengingatnya hanya sebatas bahwa dia telah pergi
atau engkau dapat berbahagia mengenangnya dan membiarkannya terus hidup

Engkau dapat menangis dan tak mau berpikir, menjadi hampa dan menutup diri
atau engkau dapat melakukan apa yang dia inginkan :
Tersenyum, membuka mata, mencintai dan terus melanjutkan hidup.


Tersenyumlah,  ia yang telah pergi menginginkan kita menjalani hari dengan penuh syukur dan terus melanjutkan hidup  meski tanpanya.


11 Juli 2012

Komentar

Postingan populer dari blog ini

FILOSOFI BUNGA ANGGREK

MALAM ITU DI GETSEMANI

CINTA