MENGENANG MEI
Hari ini sudah terbilang tahun sejak peristiwa Mei itu. Mungkin banyak orang sudah melupakannya dan barangkali masih ada yang sangat membekas hingga menjadi suatu trauma. Kejadian yang sempat menjadi tanya dalam hati betapa mudahnya manusia terprovokasi. Suatu sejarah pahit dalam perjalanan kehidupan berbangsa dan bernegara.
Mengenang Mei bukan berarti ingin membuka luka lama, hanya ingin refleksi dan mengoreksi diri seberapa banyak sumbangsih yang telah diberikan pada pertiwi.
Mengenang Mei juga ingin mengingatkan diri apapun yang terjadi, negeri ini dikasihi-Nya, ada dalam kuasa-Nya.
Hari ini kuingin mengenang Mei dalam larik kata yang kutulis empat belas tahun yang lalu, di sebuah sudut ruangan di tempat kerjaku waktu itu.
Ketika ketakutan menghantui bangsa ini
Ketika kecemasan merasuki penghuni negeri
Ketika kekuatiran menguasai setiap hati
Kepada siapa kami berlari jika bukan kepada-Mu.
Karena Engkau yang memiliki Kasih penghalau ketakutan
Karena Engkau gunung batu tempat berlindung dalam kecemasan
dan karena uluran tangan pun suara-Mu
menyingkirkan segala kekuatiran.
Dengan kekuatan-Mu
Kami menyatukan hati dan berseru
Tolonglah dan berkatilah bangsa ini
15 Mei 1998
Mengenang Mei bukan berarti ingin membuka luka lama, hanya ingin refleksi dan mengoreksi diri seberapa banyak sumbangsih yang telah diberikan pada pertiwi.
Mengenang Mei juga ingin mengingatkan diri apapun yang terjadi, negeri ini dikasihi-Nya, ada dalam kuasa-Nya.
Hari ini kuingin mengenang Mei dalam larik kata yang kutulis empat belas tahun yang lalu, di sebuah sudut ruangan di tempat kerjaku waktu itu.
Ketika ketakutan menghantui bangsa ini
Ketika kecemasan merasuki penghuni negeri
Ketika kekuatiran menguasai setiap hati
Kepada siapa kami berlari jika bukan kepada-Mu.
Karena Engkau yang memiliki Kasih penghalau ketakutan
Karena Engkau gunung batu tempat berlindung dalam kecemasan
dan karena uluran tangan pun suara-Mu
menyingkirkan segala kekuatiran.
Dengan kekuatan-Mu
Kami menyatukan hati dan berseru
Tolonglah dan berkatilah bangsa ini
15 Mei 1998
Komentar
Posting Komentar