Langsung ke konten utama

PENTIGRAF : PERJALANAN PULANG


Seiring senja yang beranjak pergi perempuan itu bergegas keluar kantor.  Ia menuju halte dan mendapatkan bis antar kota yang penuh dengan penumpang. "Daripada kemalaman, tak apalah, berharap ada yang turun di separuh perjalanan," katanya dalam hati. 

Senja telah menghilang. Pendar cahaya lampu-lampu yang nampak di sepanjang perjalanan memberi tanda malam mulai menjelang. Kantuk mulai menyerang, tak ada yang beranjak dari kursi penumpang. Tak ada yang turun ataupun memberi ruang.  Dilihatnya wajah-wajah lelah yang duduk hingga terkantuk-kantuk. Sebagian besar lelaki muda yang mungkin baru pulang kerja. "Pasti sama lelahnya denganku," ujar perempuan itu, menghibur diri. Sontak  sebaris kalimat dalam renungan pagi menyeruak di hati, siapakah yang dapat  kuberkati hari ini? 

Teriak kondektur memecah sunyi. Mengingatkan  bis segera sampai ke tempat yang dituju. Tak terasa satu jam telah berlalu.  Perempuan itu segera beringsut berjalan menuju pintu.  

12/10/2016

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MALAM ITU DI GETSEMANI

Malam itu di Getsemani Dalam gelap yang memekat Tertikam  kelu berbalut  sedih Terpapar hati  di dera resah Terlukis di tetes air mata darah Malam itu di Getsemani Di hening yang sunyi Diantara sahabat yang terbuai kala harus terjaga Berserah hati meneguk cawan  pahit Demi jiwa-jiwa terhilang Malam itu di Getsemani ciuman palsu tersuguh penanda bagi musuh Namun tikai terlerai oleh jamahan kasih Malam itu di Getsemani Menapak kaki menuju derita Kalvari Menjadi penebus atas segala salah Dan membuat jiwa-jiwa berdosa layak dihadapan-Nya Mengingat malam di Getsemani terurai makna tersadar  hati betapa bernilainya diri ini bagi-Nya   Gempol, 5 April 2012 ----refleksi hati dimalam menjelang Jumat agung

DI BIAS MENTARI PAGI

Dalam kehangatan pagi Di tiap semburat keindahan mentari Tertuai harap Teruntai doa Tergenapi rindu Di biduk perjalanan kalbu. Est, 29 September 2012 Picture by Safril, at Pasuruan 

EMBUN PAGI

Tetes embun di dedaunan segarkan pagi Merasuki stomata hati Aliri pembuluh nadi dengan rindu yang tak bertepi. Meski menghilang kala siang terjelang Telah ia berikan kesegaran bagi tumbuhnya kesetiaan Est, 19 desember 2012