SELAMAT DATANG JUNI
Juni datang lagi. Mengingatkanku pada sebuah puisi karya penyair terkenal Sapardi Djoko Damono, "Hujan Bulan Juni".
Tak ada yang lebih tabah
dari hujan bulan Juni
dirahasiakannya rintik rindunya
kepada pohon berbunga itu
tak ada yang lebih bijak
dari hujan bulan juni
dihapusnya jejak-jejak kakinya
yang ragu-ragu di jalan itu
tak ada yang lebih arif
dari hujan bulan juni
dibiarkannya yang tak terucapkan
diserap akar pohon itu.
----------
Ya, Juni datang lagi. Masih membawa teka teki yang ingin kuisi dengan selaksa harap bertabur syukur dan rampaian pinta. Seperti kata-kata pinta sang pemazmur, "Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, sehingga kami beroleh hati yang bijaksana."
Selamat datang, Juni.
Tak ada yang lebih tabah
dari hujan bulan Juni
dirahasiakannya rintik rindunya
kepada pohon berbunga itu
tak ada yang lebih bijak
dari hujan bulan juni
dihapusnya jejak-jejak kakinya
yang ragu-ragu di jalan itu
tak ada yang lebih arif
dari hujan bulan juni
dibiarkannya yang tak terucapkan
diserap akar pohon itu.
----------
Ya, Juni datang lagi. Masih membawa teka teki yang ingin kuisi dengan selaksa harap bertabur syukur dan rampaian pinta. Seperti kata-kata pinta sang pemazmur, "Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, sehingga kami beroleh hati yang bijaksana."
Selamat datang, Juni.
Komentar
Posting Komentar