SUDAHKAH YANG TERBAIK

Memasuki pekan suci, minggu terakhir sebelum Jumat Agung dan Paskah,  di jelang pagi bersalut hening kata hati berbisik, "Sudahkah hati selaras dengan hati Bapa. Sudahkah laku seperti yang dikehendaki-Nya." Pertanyaan itu mengingatkanku pada sebuah lagu yang tertuang dalam pujian Nyanyian Kidung Baru:

"Sudahkah yang terbaik kuberikan kepada Yesus Tuhanku? 
Besar pengorbanan-Nya di Kalvari, diharap-Nya terbaik dariku. 
Berapa yang terhilang telah aku cari, dan kulepaskan yang terbelenggu? 
Sudahkah yang terbaik kuberikan kepada Yesus Tuhanku?"

Menyadari keterbatasan diri sebagai manusia, sesal tertuang dalam cawan pengakuan dan dalam diam  pengampunan dipintakan.  Dalam bincang hati bertabur puji akan anugerah kasih-Nya yang tak henti diri ini  meminta karunia seperti larik doa yang dinaikkan berabad lalu :

Lord, make me an instrument of Thy peace.
Where there is hatred, let me sow love. Where there is injury, pardon. 
Where there is doubt, faith.
Where there is despair, hope.
Where there is darkness, light.
Where there is sadness, joy.
 
grant that I may not so much seek to be consoled, as to console; 
 to be understood, as to understand;  
to be loved, as to love. (Fransiscus Asisi)

Kiranya hanya Kristus sendiri yang menolongku mewujudkannya.

Est, 24 Maret 2013 di minggu Palma 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

FILOSOFI BUNGA ANGGREK

MALAM ITU DI GETSEMANI

CINTA