Juni datang lagi. Mengingatkanku pada sebuah puisi karya penyair terkenal Sapardi Djoko Damono, "Hujan Bulan Juni". Tak ada yang lebih tabah dari hujan bulan Juni dirahasiakannya rintik rindunya kepada pohon berbunga itu tak ada yang lebih bijak dari hujan bulan juni dihapusnya jejak-jejak kakinya yang ragu-ragu di jalan itu tak ada yang lebih arif dari hujan bulan juni dibiarkannya yang tak terucapkan diserap akar pohon itu. ---------- Ya, Juni datang lagi. Masih membawa teka teki yang ingin kuisi dengan selaksa harap bertabur syukur dan rampaian pinta. Seperti kata-kata pinta sang pemazmur, "Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, sehingga kami beroleh hati yang bijaksana." Selamat datang, Juni.