BERKAT PASKAH UNTUK MAMA
"Tuhan mengasihi engkau dan melindungi
engkau,
Tuhan menyinari engkau dengan wajah-Nya dan memberi engkau kasih karunia,
Tuhan menghadapkan wajah-Nya kepadamu dan memberi engkau damai sejahtera. "
Itu kalimat berkat yang diucapkan pendeta pada umat di akhir ibadah fajar paskah. Kalimat berkat yang menguatkan bahwa Tuhan menyertai umat-Nya dan tak pernah dibiarkan sendiri menjalani kehidupan.
Kalimat berkat yang tak bisa didengarkan langsung oleh mama di ibadah fajar paskah kali ini karena mama tak bisa menghadirinya seperti tahun-tahun sebelumnya. Kondisi papa yang tak sekuat dulu membuat kami tak tega membangunkannya pada dini hari. Kami menunggunya terbangun sendiri. Namun hingga menjelang jam ibadah pukul empat pagi papa belum juga terbangun. Akhirnya Mama yang sudah bersiap-siap, urung untuk pergi.
"Nanti saja ikut acara perayaan di kebun raya, ma", hiburku. Dan aku bergegas pergi untuk mempersiapkan diri melayani sebagai pengisi pujian bersama umat.
Ibadah selesai pukul enam pagi. Kami bersiap menuju kebun raya Purwodadi dengan dua bis dan beberapa kendaraan pribadi. Acara perayaan sangat meriah. Aneka permainan dirancang oleh panitia untuk anak anak hingga mereka yang lanjut usia. Permainan guna menumbuhkan kebersamaan dan mengokohkan persaudaraan. Namun tak semua acara disana bisa diikuti mama. Papa cepat bosan dan lebih suka melakukan aktifitasnya sendiri. Jalan jalan. Sekali lagi mama mengalah. Menekan keinginannya sendiri demi menemani papa, berjalan berdua menyusuri taman.
Tak bisa mengikuti acara bukan berarti menjadi sia sia. Saat berjalan menikmati alam kebun raya dan duduk di sebuah taman bougenvile beberapa keluarga muda dan pasangan muda melihat keberadaan mama dan papa lalu tersenyum. Terkesan akan sepasang oma opa di tempat itu. Mungkin hal yang jarang terjadi. Karena umumnya yang datang ke kebun raya adalah pasangan pasangan muda. Sehingga ketika melihat sepasang oma opa mereka melihatnya sebagai sesuatu yang istimewa.
Seperti respon seorang pemuda bernama Andri dari Jember dan pasangannya dari Madiun. Melihat mama dan papa, mereka menghampirinya.
"Mohon maaf, boleh minta foto bapak dan ibu" kata anak muda itu.
"Kami? " Mama tak percaya.
Pikirnya apa yang menarik dari orang tua yang sudah memutih rambutnya hingga membuat anak muda ini mengajak untuk berfoto.
"Iya"
"Boleh saja", kata mama. Entah akan dibuat apa foto itu oleh anak muda ini. Namun mama dan papa dengan senang hati melayani kedua anak muda ini untuk foto bersama.
Momen ini membuat mama bersyukur. Meski tak bisa mengikuti seluruh rangkaian acara paskah Tuhan memberkati mama dengan cara-Nya yang indah. Sebuah berkat istimewa yang membuat mama dan papa menjadi berkat dan teladan bagi orang lain.
Sejatinya, berkat Paskah dari-Nya untuk semua orang, diberikan pada waktu-Nya dan dengan cara-Nya.
21 April 2014
Tuhan menyinari engkau dengan wajah-Nya dan memberi engkau kasih karunia,
Tuhan menghadapkan wajah-Nya kepadamu dan memberi engkau damai sejahtera. "
Itu kalimat berkat yang diucapkan pendeta pada umat di akhir ibadah fajar paskah. Kalimat berkat yang menguatkan bahwa Tuhan menyertai umat-Nya dan tak pernah dibiarkan sendiri menjalani kehidupan.
Kalimat berkat yang tak bisa didengarkan langsung oleh mama di ibadah fajar paskah kali ini karena mama tak bisa menghadirinya seperti tahun-tahun sebelumnya. Kondisi papa yang tak sekuat dulu membuat kami tak tega membangunkannya pada dini hari. Kami menunggunya terbangun sendiri. Namun hingga menjelang jam ibadah pukul empat pagi papa belum juga terbangun. Akhirnya Mama yang sudah bersiap-siap, urung untuk pergi.
"Nanti saja ikut acara perayaan di kebun raya, ma", hiburku. Dan aku bergegas pergi untuk mempersiapkan diri melayani sebagai pengisi pujian bersama umat.
Ibadah selesai pukul enam pagi. Kami bersiap menuju kebun raya Purwodadi dengan dua bis dan beberapa kendaraan pribadi. Acara perayaan sangat meriah. Aneka permainan dirancang oleh panitia untuk anak anak hingga mereka yang lanjut usia. Permainan guna menumbuhkan kebersamaan dan mengokohkan persaudaraan. Namun tak semua acara disana bisa diikuti mama. Papa cepat bosan dan lebih suka melakukan aktifitasnya sendiri. Jalan jalan. Sekali lagi mama mengalah. Menekan keinginannya sendiri demi menemani papa, berjalan berdua menyusuri taman.
Tak bisa mengikuti acara bukan berarti menjadi sia sia. Saat berjalan menikmati alam kebun raya dan duduk di sebuah taman bougenvile beberapa keluarga muda dan pasangan muda melihat keberadaan mama dan papa lalu tersenyum. Terkesan akan sepasang oma opa di tempat itu. Mungkin hal yang jarang terjadi. Karena umumnya yang datang ke kebun raya adalah pasangan pasangan muda. Sehingga ketika melihat sepasang oma opa mereka melihatnya sebagai sesuatu yang istimewa.
Seperti respon seorang pemuda bernama Andri dari Jember dan pasangannya dari Madiun. Melihat mama dan papa, mereka menghampirinya.
"Mohon maaf, boleh minta foto bapak dan ibu" kata anak muda itu.
"Kami? " Mama tak percaya.
Pikirnya apa yang menarik dari orang tua yang sudah memutih rambutnya hingga membuat anak muda ini mengajak untuk berfoto.
"Iya"
"Boleh saja", kata mama. Entah akan dibuat apa foto itu oleh anak muda ini. Namun mama dan papa dengan senang hati melayani kedua anak muda ini untuk foto bersama.
Momen ini membuat mama bersyukur. Meski tak bisa mengikuti seluruh rangkaian acara paskah Tuhan memberkati mama dengan cara-Nya yang indah. Sebuah berkat istimewa yang membuat mama dan papa menjadi berkat dan teladan bagi orang lain.
Sejatinya, berkat Paskah dari-Nya untuk semua orang, diberikan pada waktu-Nya dan dengan cara-Nya.
21 April 2014
Komentar
Posting Komentar